Oleh : Rm. John Paul Naben, Pr
(Markus 10: 46โ52)
Saudara/i yang terkasih dalam Kristus. Hari ini kita merayakan Hari minggu Misi ke-95. Hari minggu Misi biasa dirayakan pada hari minggu kedua terakhir bulan Oktober setiap tahun. Tujuan dietapkan Hari minggu Misi adalah membaharui komitmen Gereja akan tugas missioner yang dipercayakan kepadanya.Pada hari ini Gereja berdoa secara khusus dan berderma untuk karya misi dan para misionaris di seluruh dunia. Hal ini memang sangalatlah penting karena Gereja pada hakikatnya bersifat missioner. Bersamaan dengan itu Bapa suci Paus Fransikus mengajak kita untuk terlibat aktif dalam kegiatan menyongsong sinode Para Uskup sedunia di bulan Oktober tahun 2023 mendatang, yang bertemakan PERSEKUTUAN, PARTISIPASI DAN MISI. Dalam arahan Pembuka, Bapa Suci menandaskan 3 kata Kerja penting yang menjadi jiwa dari Sinode yakni BERJUMPA, MENDENGAR, dan MEMBUAT DISERMEN.
Injil hari ini, menampilkan beberapa Tokoh penting dengan karakternya masing-masing. Tokoh Pertama adalah Yesus.Dia adalah Sang misionaris Sejati. Dalam karyaNya, Yesus berjalan dari desa ke desa, kota ke kota untuk mewartakan Kerajaan Allah. Ia menjumpai berbagai macam orang dengan aneka persoalan dan kesulitan hidupnya masing-masing. Ia menyapa mereka, mendengarkan mereka dan membebaskan mereka. KehadiranNya sungguh membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Yang sakit disembuhkan, yang berdosa dipertobatkan, Yang melarat diberdayakan, bahkan yang mati dibangkitkan. Semua ini menunjukan bahwa Yesus sungguh merupakan Mesias terjanji, Putera Allah yang hidup, Tuhan Penyelamat. Kisah penyembuhan Si Pengemis Buta Bartimeus, menjadi salah satu bukti dari sekian banyak mukjizat Yesus.
Tokoh kedua, adalah Orang Banyak. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Yesus dan murid-muridNya karena terpikat oleh pengajaran dan mukjizat yang dilakukan Yesus. Mereka berbondong-bondong mengikuti Yesus tetapi melupakan dan mengabaikan teriakan si Pengemis Buta Bartimeus. Nampaknya mereka sudah bosan atau jenuh dengan kebiasaan Bartimeus yang suka minta-minta, dan menganggapnya sebagai pengganggu perjalanan Yesus. Sehingga mereka mereka melarangnya untuk diam, saat ia berteriak meminta pertolongan Yesus. Namun ketika Yesus menanggapi teriakan kerasnya, mereka pun menolongnya untuk berjumpa dengan Yesus dengan berkata, โkuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.
Tokoh ketiga adalah Bartimeus. Yesus sudah beberapa kali melewati kota Yerikho. Karenanya, ia mengenal baik kedaan kota itu dan orang-orangnya. Si Pengemis Buta Bartimeus beberapa kali tak mendapatkan kesempatan karena banyak orang menghalanginya. Bartimeus mendapat perhatian istemewa dalam perjalanan Yesus kali ini, karena teriakan kerasnya berkali- kali di tengah keramaian banyak orang. Ia tak mau kehilangan kesempatan ini lagi. Karena itu, meskipun disuruh diam, ia makin lantang berseru โ Anak Daud kasihanilah akuโ. Teriakan ini menghentikan langkah Yesus. Yesus lalu memanggilnya. Saking senangnya karena mendapat perhatian Yesus, Bartimeus segera menanggalkan jubahnya dan menemui Yesus. Pada saat ia tiba, Yesus menanyakan harapannya, โApa yang kau kehendaki Kuperbuat bagimu? jawab Bartimeus: โRabuni, semoga aku dapat melihatโ. Yesus pun menanggapi harapan Bartimeus โPergilah,imanmu telah menyelamatkan engkau! saat itu juga Bartimeus mengalami pembebasan.
Saudara/I yang terkasih. Bartimeus akhirnya mengikuti Yesus setelah meninggalkan jubah pengemisnya dan dibebaskan dari kebutaannya. Dewasa ini banyak pengikut Kristus, ber-KTP Katolik tetapi tidak mau meninggalkan kebiasaan buruknya seperti korupsi,judi, poronografi, penyelewengan terhadap janji suci perkawinan,dll. Banyak yang tidak tahu malu karena buta hati nuraninya. Mari kita bebaskan mereka. Ada juga rombongan pengikut Yesus tetapi tidak memilki hati dan pikiran seperti Yesus. Mereka tidak mempedulikan teriakan penderitaan Bartimeus. Hal ini pun masih terjadi di zaman ini. Ada yang berbondong-bondong mengikuti Yesus dalam Sakramen Permandian, Komuni Pertama dan Perkawinan tetapi pulang berpesta pora tanpa mempedulikan larangan Gereja untuk hidup hemat, mengabaikan protokol kesehatan, dan tak berebelarasa dengan mereka yang menderita akibat pandemic covid-19. Mari kita bersaura lebih keras lagi agar mereka bisa bertobat.
Akhirnya, Yesus mengajak kita untuk bersikap kritis dalam melihat apa sesungguhnya persoalan Bartimeus-Barimeus zaman milenial, dan mengambil langkah yang tepat untuk menyelamatkan iman mereka. Tuhan Memberkati kita. Amin
Trending
- Inspirasi tentang Orang Muda dari Pemikiran Paus dan Filsuf
- Teologi Tubuh Yohanes Paulus II; Tubuh Memantulkan Kehadiran Allah
- Paus Memilih 21 Kardinal Baru
- Seksi Kitab Suci Paroki Nela Selenggarakan Lomba Baca dan Kuis Kitab Suci
- Uskup Atambua Pimpin Misa Syukur Access Branding dan Penutupan Trainning Center CU-KS
- Paroki Santo Petrus Lahurus Adakan Pelatihan Pemimpin Ibadat Tanpa Imam
- ๐๐ฎ๐ซ๐๐ก๐๐ง ๐๐๐ญ๐ข ๐๐๐ฎ๐ฌ ๐ ๐ซ๐๐ง๐ฌ๐ข๐ฌ๐ค๐ฎ๐ฌ ๐๐จ๐ฌ๐ญ ๐๐ฎ๐ง๐ฃ๐ฎ๐ง๐ ๐๐ง ๐๐ฉ๐จ๐ฌ๐ญ๐จ๐ฅ๐ข๐ค๐ง๐ฒ๐ ๐๐ข ๐๐ง๐๐จ๐ง๐๐ฌ๐ข๐, ๐๐๐ฉ๐ฎ๐ ๐๐ฎ๐ ๐ข๐ง๐ข, ๐๐ข๐ฆ๐จ๐ซ ๐๐๐ฌ๐ญ๐ ๐๐๐ง ๐๐ข๐ง๐ ๐๐ฉ๐ฎ๐ซ๐
- 64 Pasutri Paroki Leon As-Wekmidar Mengikuti Pendampingan Pascanikah Dari Komkel Keuskupan Atambua