Kabar Sukacita Yang Membebaskan (Luk 4: 18-19)
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus, disadari atau tidak ketika kita lahir di dunia ini kita diutus. Allah menciptakan dan menghadirkan kita di dunia untuk menyatakan kasih, kerahiman dan kebesaran kuasa-Nya. Manusia sebagai citra dan gambar-Nya, memiliki tanggung jawab istimewa yaitu mewartakan Allah dan keagungan karya-Nya. Dengan pewartaan dan kesaksian yang baik dan benar dalam hidup ini, setiap kita dapat disapa sebagai anak-anak Allah dan harkat martabat kita yang telah dirusak oleh dosa, dapat kembali diangkat ke dalam kasih dan kerahiman-Nya. Ini adalah tugas yang tidak gampang. Butuh waktu dan perjuangan.
Yesus mengingatkan kita bahwa perutusan kita ibarat seekor anak domba disuruh ke tengah-tengah serigala. Ini berarti butuh keberanian untuk pergi ke manapun…jangan takut…! Pun jangan mengelak, apalagi menolak. Yang ada hanyalah kata…saya siap…!..diutus, siapa takut…!!..kita diutus ke tengah serigala dan bukan ke tengah sesama domba. Tuhan mengajak kita untuk selalu waspada dan tidak perlu takut, karena Dia yang mengutus, tentu Dia pula yang akan menjadi perisai hidup kita. “Ketakutanlah yang membuat kita sulit dan bukan kesulitan yang membuat kita takut”. Adapun Yesus dalam mengutus para murid-Nya memberikan prinsip-prinsip perutusan ini: Jangan membawa apa-apa, ketika diterima di sebuah rumah makan apa adanya, menyembuhkan mereka yang sakit di tempat itu, kalau tidak diterima pergi dan kebaskan debu pada kaki, dan teruslah bersaksi tiada henti. Inilah usaha dan perjuangan yang harus kita nyatakan sebagai pengikut Kristus. Teruslah berjuang untuk menjadi utusan yang dikehendaki Tuhan dan bukan yang diinginkan diri sendiri. Inilah aku, utuslah aku.
Siapa yang dimaksud Lukas sebagai “orang miskin” dalam Injil yang kita baca ini? Di dalam bahasa Yunani, kata “miskin” bukan hanya kondisi orang yang tidak memiliki uang, melainkan kondisi saat orang selalu merasa kurang. Amsal 11:24 menggambarkannya dengan sangat jelas, “ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.”
Saudara-saudariku yang terkasih, kita percaya salah satu alasan Yesus datang ke dunia adalah untuk menghancurkan “kemiskinan” di pikiran kita. Dalam Lukas 4:18 Yesus secara jelas menyampaikan, “Aku diurapi untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin…” menurut kita apa kabar baik bagi orang-orang miskin? Tentu saja kabar yang mengatakan bahwa mereka diberkati. Kabar bahwa Kristus datang bukan untuk mengambil, melainkan untuk memberi kehidupan yang berkelimpahan. Untuk orang-orang seperti mereka perutusan kita, datang melayani “orang-orang miskin”. Perutusan itu telah dimulai oleh Yesus sendiri…dan kini..di sini..kita diutus mewartakan kabar sukacita-Nya dalam totalitas hidup dan pengabdian kita.
Refleksi: Senantiasa siapkah aku dalam setiap perutusan yang dipercayakan kepadaku? Apakah aku melaksanakan tugasku dengan penuh tanggung jawab, loyalitas, keikhlasan hati, sukacita, teliti dan total..?
Salam Saudari Dina

Sr. M. Klarentin, FSGM
Sekretaris Komisi Seminari/Panggilan KA