Salah satu rumah warga terkena dampak longsor di paroki Nualain. Sumber Foto: WAG Puspas KA/Rm. Isto Etan


keuskupanatambua.org. Sejak 16 Februari hingga saat ini hujan lebat disertai angin kencang masih terus terjadi di Kabupaten Belu.

Cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi dua pekan terakhir telah menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di mana-mana.

Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini dari sekretariat pemerintah Kabupaten Belu, ada 59 kepala keluarga yang terdiri dari 212 jiwa yang mengungsi ke rumah penduduk yang lain.

Banyak kerugian yang diderita warga sebagai dampak dari bencana ini. Kerugian material itu berupa rusaknya lahan pertanian, hilang dan rusaknya harta benda dan ternak peliharaan warga dan terputusnya arus transportasi dan aktivitas masyarakat.

Bencana longsor yang paling para dialami oleh masyarakat di paroki Nualain, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu. Longsor terjadi di beberapa titik antara lain, Desa Deburlulik, Desa Lutarato, Desa Lakmaras, Desa Sisi Fatuberan dan beberapa desa yang ada di paroki Nualain.

Tanah yang labil dan mudah bergerak ditambah curah hujan yang tinggi menjadi faktor pemicu terjadi longsor. Banyak warga yang terkena dampak telah mengungsi ke tempat-tempat yang aman.

Bantuan-bantuan kemanusiaan telah dibawa ke tempat bencana, hanya saja ada kendala banyak jalan yang putus dan tertutup material longsoran sehingga bantuan-bantuan itu banyak yang dititipkan di kantor desa. Bantuan-bantuan itu antara datang dari Suster-suster SSpS Timor dan juga dari Pemuda Katolik.

Komsos Keuskupan Atambua, langsung terjun ke lokasi bencana untuk meliput kejadian. Peliputan di lokasi bencana bisa dilihat dalam Youtube Keuskupan Atambua.

Menurut warga sekitar, bencana longsor ini sering terjadi, tetapi yang terjadi kali ini lebih besar. Karena itu bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Bantuan untuk para korban berupa Mie instan dan air kemasan. Sumber Foto: WAG Puspas KA/ Rm. Isto Etan


“Untuk bantuan sendiri kebetulan kemarin sudah ada dari Pemuda Katolik Lamaknen Selatan,” begitu tutur Fransiska Lawa Mali salah satu warga yang terkena dampak bencana longsor kepada Komsos KA.

Pemerintah harus tanggap dan bergerak cepat memperbaiki semua akses jalan yang putus dan tertutup material longsoran agar bantuan-bantuan kemanusiaan yang didonasikan kepada para korban bisa sampai kepada mereka.

Tumpukan material longsoran yang menutup akses jalan. Sumber Foto: WAG Puspas KA/ Rm. Isto Etan


Dalam situasi tanggap darurat bencana seperti ini, yang diharapkan dari kita adalah kegotongroyongan dan solidaritas kita untuk meringankan derita para korban.

Mari berdonasi dan menyumbangkan apa yang bisa kita berikan kepada mereka untuk mengurangi derita para korban. Saat ini pihak Keuskupan Atambua telah membuka Posko dengan alamat Pusat Pastoral Keuskupan Atambua dan semua bentuk donasi akan disalurkan kepada para korban melalui Caritas Keuskupan Atambua. Kepada pembaca yang ingin berdonasi silahkan mengirimkan donasinya ke Rekening Bank BNI No: 1227021437 a.n. Keuskupan Atambua.

Cuaca ekstrem disertai dengan curah hujan yang tinggi masih harus tetap diantisipasi agar tidak ada korban jiwa.

Sampai dengan berita ini diturunkan, warga masyarakat yang terkena dampak bencana longsor masih belum bisa disentuh karena kendala putusnya jalur transportasi.

Penulis/Laporan: Okto Klau/Komsos KA
Editor: Yosef Hello

SHARE