Santo Paul Miki dan kawan-kawanya. Trinitynorfolg.org
Markus 6:53-54: “Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ.
Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus.”
Membaca kisah Yesus dan murid-murid-Nya yang selalu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain sungguh menarik. Mereka tidak berdiam dan bertakhta di istana tapi selalu berjalan dari tempat ke tempat sebagai bentuk melayani orang.
Kemana mereka berada orang langsung mengenali-Nya dan mendekati-Nya untuk mendapatkan pertolongan. Pertanyaan bagi kita apakah sebagai pejabat, imam, pebisnis, kemana kita pergi dan berada apakah orang mengenal kita sebagai murid Yesus?
Kata kata kita, kebaikan kita, keramahan kita pelayanan kita, dapatkah membuat orang yang kita layani dapat tahu bahwa kita ini murid Yesus dan mereka pun mengenal Yesus? Ataukah orang hanya mengenal diri kita.
Jika kita dipuji tapi mereka tidak mengenal Yesus maka sebenarnya kita gagal menjadi rasul Injil. Lebih lagi kalau orang menghindari kita karena tingkah laku kita yang tidak baik?
Mari kita belajar terus untuk berbuat baik karena itu yang ditugaskan Yesus kepada kita. Ia memberikan contoh dalam pelayanan-Nya sehingga orang berbondong-bondong mendatangi-Nya dan meminta penyembuhan.
St.Paul Miki dan kawan-kawannya dengan bangga mati disalibkan sebagai martir demi cinta mereka krpada Yesus. Janganlah karena penderitaan yang kecil kita mengingkari Yesus.
Kita berdoa: “Allah Bapa kasih-Mu nyata di dalam Yesus penebus kami. Kami pun merasa bertanggung jawab membagikan kasih-Mu kepada sesama agar mereka percaya dan menyerahkan diri pada penyelenggaraan-Mu yang nampak di dalam Yesus penyelamat kami. Bantulah kami agar dimana pun dan apapun yang kami lakukan selalu menjadi pelayan memperkenalkan Yesus dan bukan diri kami. Demi Kristus Tuhan kami. St.Paul Miki dan teman-teman martir doakan kami. Amin.”
Salam dan doa,
P. Vincentius Wun, SVD