keuskupanatambua.org,- Kegiatan studi bersama para sekretaris paroki yang berlangsung dari tanggal 24 hingga 26 April 2024 di Emaus Pastoral Center itu menghadirkan lima orang pemateri yakni P. Vincentius Wun SVD; bapak Yosef M.L. Hello; Sr. Lestari OSU; Rm. Inocentius Nahak Berek, Pr; dan Rm. Yulius Selsus Nesi, Pr.
Kegiatan hari kedua diawali dengan Misa pagi dipimpin oleh Rm. Frederikus Oeleu, Pr, Kepala Rumah Emaus Pastoral Center. Dalam kata pembukaannya, Romo Edo, demikian biasa disapa mengajak para sekretaris paroki untuk mencontohi para rasul dalam pewartaan.
Selanjutnya materi pertama dibawakan oleh bapak Yosef M.L. Hello dengan judul “Menjadi Sekretaris Paroki, siapa takut? ” Bapak Yos menekankan bahwa dalam menjalankan rekstra pastoral, seorang sekretaris mesti memperhatikan tugas pokok dan fungsinya serta SOP Kegiatan Pastoral Keuskupan Atambua.
Sekretaris Umum Pusat Pastoral Keuskupan Atambua itu mengatakan, “menjadi sekretaris paroki berarti ikut ambil bagian dalam karya perutusan Gereja, membantu Pastor Paroki dalam mengembangkan reksa pastoral di paroki dalam urusan administrasi, dokumentasi dan kesekretariatan”.
Materi kedua disampaikan oleh Sr. Lestari OSU. Menurut Sekretaris Yayasan Ananta Bakti ini, seorang sekretaris paroki adalah super power sebab dia menjalankan banyak hal di parokinya.
“Sekretaris itu dituntut untuk tangan bergerak dan pikiran berjalan. Ini soal bagaimana sekretaris membuat pekerjaan itu mudah dan tidak terbebani, menggunakan aplikasi”, demikian Sr. Lestari, OSU.
Kegiatan yang cukup padat di hari ini berakhir pada siang untuk makan siang. Selepas makan siang dan istirahat yang cukup, peserta studi kembali melanjutkan kegiatan pada sore hari bersama fasilitator Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Atambua, Rm. Inocentius Nahak Berek, Pr tentang Peran seorang Sekretaris Paroki dan Jurnalistik. Ditekankan oleh Romo Ino bahwa seorang sekretaris paroki harus lebih banyak menulis bukan berorasi. “Sebagai sekretaris paroki kita perlu melaporkan kegiatan-kegiatan pastoral yang terjadi di paroki supaya banyak orang membaca dan mengetahuinya”, tandas Pastor Rekan Paroki Lurasik itu.
Sekretaris paroki yang membuat tulisan dalam bentuk berita hendaknya memperhatikan agar penulisan berita itu mengindahkan kaidah 5H + 1H.
Selanjutnya Romo Ino juga mengajak para sekretaris untuk memperhatikan cara atau teknik pengambilan foto atau gambar baik dengan kamera maupun melalui HP agar kualitas gambar baik dan dapat menjelaskan sesuatu. Demikian Romo Ino mengakhiri materinya.
Sementara itu, Rm. Yulius Selsus Nesi, Pr pada materi hari terakhir mengajak para Sekretaris Paroki untuk memperhatikan pencatatan keuangan, aset dan inventaris paroki. Ekonom Keuskupan Atambua itu juga meminta agar para sekretaris paroki juga memperhatikan status kepegawaiannya agar di kemudian hari tidak terjadi soal. ***
Peliput : Oktavianus Tulasi & Jiros Magno
Redaktur : Yosef Hello