Cinta
Cinta memiliki dimensi teologis. Dimensi itu ialah berkorban tanpa tanya dan total tanpa protes. Orang-orang yang memiliki cinta seperti ini, ia terhindar dari diskualifikasi dan disorientasi.
Memang benar! Begitu indah curah pikir Paus Benediktus XVI dalam Ensiklik Caritas in Veritate (Ensikliknya yang ketiga) tentang kasih.
Kasih
Tepatnya, Paus Benediktus XVI mendefinisikan kasih sebagai peluang dan cara partisipatif dimana inisiatif menempati letak utama untuk melakukan perbuatan berbagi dan berkorban sebagai kebajikan.
Penegasan Paus Benediktus XVI tentang kasih meletak dasar bagi Paus Fransiskus dalam perenungan tentang Sinodalitas.
Kasih dan Sinodalitas
Kasih sesungguhnya merupakan tanda bahwa sinodalitas ialah yang utama. Sinodalitas ialah peringatan bahwa kasih haruslah merupakan dasarnya. Mengapa? Sebab tanpa kasih, sinodalitas akan kehilangan ciri trinitaris, dan tanpa sinodalitas, kasih akan kehilangan sumbernya, sebab Allah adalah kasih dan kasih Allah ialah kasih persekutuan – berciri sinodal (sinodalitas).
Sinodalitas
Sinodalitas berarti berjalan bersama; bekerja bersama (bersama-sama). Berjalan dan bekerja bersama menunjuk pada adanya persekutuan. Persekutuan mensyaratkan persaudaraan.
Communio, Participatio dan Missio
Sinodalitas memiliki kerangka dasarnya. Kerangka itu ialah communio, participatio dan missio. Communio merupakan landasan bagi participatio. Participatio merupakan landasan bagi missio. Dengan demikian, missio hanya dapat berarti apabila participatio digerakkan oleh semangat communio.
Communio dan Missio
Dalam communio, missio mendapatkan sumbernya. Demi communio pula, missio mengarahkan tujuannya. Singkat kata; missio bersumber dari communio dan tertuju untuk mempertahankan communio.
Participatio dan Missio
Participatio memberi unsur faktual dan daya tahan bagi missio. Missio bertahan dalam participatio. Missio (misi) berarti berpartisipasi atau turut aktif dalam karya pelayanan. Misi tanpa partisipasi, hanya akan menjadi diskusi semata. Partisipasi tanpa misi akan terjebak dalam lingkaran formalisme.
Sinodalitas dan Kaum Muda
Telah kita bahas sinodalitas sebagai semangat persekutuan. Yang paling mendalam dari sinodalitas ialah ciri khas trinitarisnya. Maksudnya ialah semangat persekutuan dalam terang teologi katolik, ditemukan dalam hubungan kasih antara Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Sinodalitas sangat penting bagi Orang Muda Katolik (OMK) atau biasa disebut kaum muda. Pentingnya tidak sekedar pada unsur kognitif. Kontribusi sinodalitas bagi kaum muda berupa daya tahan apabila kaum muda benar-benar menghayati semangat persekutuan sebagai wujud nyata beriman.
Orang Muda Katolik menemukan jati diri dalam berbagai kegiatan gerejawi. Namun, perlu dikritisi bahwa situasi euforia dalam kegiatan-kegiatan, tetap merupakan catatan merah, selama kegiatan yang terlaksana itu, pusat geraknya bukan karena dan berasal dari kesadaran akan pentingnya sinodalitas.
Paus Yohanes Paulus II pernah mengatakan, melalui diri orang muda dan dalam segala kemudaannya, Allah menaruh cinta dan mengatakan Diri bahwa segala sesuatu perlu dikerjakan dengan perspektif masa depan, bahwa perjalanan masih jauh ke depan, dan karena itu sangat membutuhkan komitmen dan konsentrasi.
Apa yang dikatakan Paus Yohanes Paulus II, sebetulnya merupakan dasar bagi participatio, bahwa partisipasi butuh komitmen dan konsentrasi. Banyak orang muda tak selesai masa depannya karena tidak komitmen. Banyak pula tergeser dari peredaran kualitas karena tidak konsentrasi.
Orang Muda Katolik merupakan suatu fakta sinodal. Mengapa? karena status kemudaannya menunjukkan bahwa ia tidak sendiri, dan karena itu hidup bersama orang lain merupakan suatu panggilan baginya.
Melalui kemudaan, Allah akan segera meletakkan sinodalitas baginya, karena dalam situasi kemudaan, sesungguhnya, sinodalitas dapat bercahaya.
Kita belajar dari Yeremia, tentang bagaimana Allah memanggilnya sembari mengaruniakan kepadanya kesanggupan dengan misi, yang tidak lain dan tidak bukan ialah menjaga dan merawat umat kesayangan Allah. Inilah sesungguhnya yang kita sebut sinodalitas.
Orang Muda Katolik dapat belajar bahwa Allah memang merupakan Allah yang sinodal. Itulah sebabnya, mengapa Orang Muda Katolik harus selalu bersama dan bersama-sama senantiasa dalam setiap rencana, kegiatan dan evaluasi.
Oleh RD. Yudel Neno