KIUPUKAN, KEUSKUPANATAMBUA.ORG., Bertempat di Gedung serbaguna Kiupukan, Selasa (14/5/2024) berlangsung kegiatan animasi pemahaman dasar tentang misi kepada para Katekis bersama kelompok-kelompok kagetorial yang ada di paroki Kiupukan, Dekenat Kefamenanu, seperti SMGM (Sahabat Mgr. Gabriel Manek); Tunggal Hati Seminari/Tunggal Hati Maria (THS/THM); Legio Mariae, dan Orang Muda Katolik.
Kegiatan animasi ini dipandu oleh Bapak Yosef Hello dari Komisi Teologi dan P. Salvator Towary SVD dari Komisi Karya Misioner Keuskupan Atambua.
Dalam pemaparannya, Bapak Yosef Hello mengajak para peserta untuk mulai mengenal kata ‘Misi’ yang berasal dari bahasa Latin’, Missio yang berarti perutusan (tugas). Orang yang diutus itu disebut Missionaris, dan tugas yang dilakukan oleh para misionaris itu disebut Missio. Dalam perkembangan, kata missio dan missionarius mendapat modifikasi dan untuk pertama kalinya dipergunakan dalam dokumen Gereja khususnya kata ‘Missiolats Apostolatos yang berarti kerasulan missioner. Kata Missionalis Apostolatos dipakai pertama oleh Paus Pius XII dalam ensiklik misinya “Fide Donum’ pada tahun 1957.
Kata kerasulan lebih dipakai untuk kegiatan-kegiatan pastoral umumnya. Sedangkan kata Missi lebih dipakai untuk kegiatan-kegiatan penyebaran iman. Karena itulah maka kita dapat menemukan dalam Alkitab yakni 289 kali dalam Perjanjian Baru.
Ketika berbicara tentang sumber ajaran untuk Misi, Bapak Yosef menyebutkan bahwa dalam Gereja Katolik mengakui adanya tiga sumber pengetahuan iman yaitu Alkitab, Tradisi dan Magisterium Gereja. Sementara itu dalam Injil Matius bab 28 ayat 18 sampai 20 yang selalu disebut Amanat Agung menjadi sumber alkitabiah amanat pengutusan yakni “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu sampai kepada akhir zaman”.
Sementara itu P. Salvator Towary SVD, Ketua Komisi Karya Misioner Keuskupan Atambua, mengajak para peserta untuk memahami pentingnya Spiritualitas Misioner sebagai api yang membakar semangat untuk terus bermisi. Selanjutnya Pater Sal mengemukakan pentingnya membaca dan mendalami Kitab Suci bagi seorang misionaris awam dalam karya pastoral.
Usai pemaparan materi oleh kedua nara sumber dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Bapak Fransiskus Neonbeni, S.Ag, Ketua IKAT Paroki dan sekaligus Sekretaris III DPP Kiupukan menanyakan perihal tugas-tugas seorang lektor termasuk pemakaian Alkitab elektronik dan buku RUA dalam Misa, serta syarat untuk misa live streaming.
Terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut Pater Sal menjawab bahwa seorang lektor perlu menyiapkan diri dengan baik sebelum bertugas mewartakan Sabda Tuhan dari mimbar sabda. Alkitab elektronik dan buku RUA bukan pertama-tama dimaksudkan untuk dipakai dalam ekaristi tetapi bertujuan untuk pemakaian pribadi dan pelatihan atau studi. Karena itu sebaiknya kalau kita bertugas kita membaca dari Alkitab atau buku bacaan resmi dalam Liturgi. Dan sehubungan dengan misa live streaming yang telah menjadi biasa sejak Covid 19, perlu diperhatikan kesiapan batin dan persiapan fisik untuk mengikuti misa online dengan pakaian dan disposisi yang pantas, tandas P. Salvator.
Pada akhir kegiatan, Pastor Paroki Kiupukan Rm. Edmundus Sako, Pr menyampaikan terima kasih kepada kedua pendamping yang telah dengan penuh semangat melayani peserta dalam kegiatan animasi hari ini. Dan kepada peserta animasi, Romo Mundus berharap apa yang diperoleh dalam kegiatan ini bisa berguna dalam karya pelayanan sebagai petugas pastoral kelompok kategorial, kata Romo Mundus menutup kegiatan animasi sehari ini. ***
Pelapor dan Editor: Yosef Hello