Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr saat homili pada perayaan tahbisan gedung Gereja St. Aloysius Gonzaga Haekesak (Foto: RI, 21/6/2022)
Keuskupanatambua.org – Paroki St. Aloysius Gonzaga Haekesak menyelenggarakan dua kegiatan besar yang hampir bersamaan di bulan Juni ini, yaitu pentahbisan gereja dan penerimaan Sakramen Krisma.
Pentahbisan gereja dilaksanakan pada Selasa, 21 Juni sedangkan penerimaan Sakramen Krisma 22 Juni.
Gereja St. Alosyus Gonzaga Haekesak ditahbiskan oleh Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr bertepatan dengan Peringatan wajib St. Aloysius Gonzaga.
Perayaan Ekaristi dimulai pada pukul 09.00 pagi dan berakhir pukul 13.00. Perayaan pentahbisan gereja ini diikuti oleh sejumlah besar imam di Keuskupan Atambua dan umat paroki Haekesak.
Dalam sambutannya, ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian, Migran-Perantau KWI ini menegaskan kepada Pastor Paroki, Pastor rekan serta seluruh umat yang hadir bahwa umat paroki Haekesak masih memiliki tugas yang berat yakni membina iman agar Haekesak bisa memberikan sumbangan rohani untuk menunjang hidup bersama sebagai bangsa.
Gereja baru yang hari ini ditahbiskan sudah dibangun sejak 2011. Tetapi setelah peletakan batu pertama dan mulai pengerjaannya, ada beberapa kendala yang menghambat lancarnya pembangunan.
Akan tetapi kendala dan hambatan-hambatan tersebut mampu dilewati sehingga bangunan gereja akhirnya selesai dibangun dan ditahbiskan pada Selasa, 21 Juni 2022 tiga hari lalu.
Pesiapan tahbisan gereja sudah disiapkan oleh umat dan pastor paroki, Rm. Niko Nahak, Pr sejak jauh-jauh hari.
Perayaan Ekaristi pentahbisan gereja diatur dan dipersiapkan tim Komisi Liturgi Keuskupan Atambua di bawah pimpinan sekretaris Komlit, Romo Eman Kiik Mau, Pr sesuai dengan tata cara pentahbisan rumah ibadat dalam tradisi Gereja Katolik.
Setelah direciki dan diberkati bagian luarnya , upacara dilanjutkan ke bagian dalam gereja dengan pemberkatan bagian dalam dan pengurapan duabelas tiang yang melambangkan bahwa gereja St. Aloysius Gonzaga Haekesak dibangun di atas dasar para rasul.
Lalu ada acara penguburan reliqui St. Aloysius Gonzaga di altar, pengurapan dan pemberkatan altar, dan yang terkahir pemberkatan Tabernakel.
Semuanya dilakukan dalam perayaan Ekaristi yang khusuk.
Perayaan yang memakan waktu empat jam cukup melelahkan. Akan tetapi umat cukup gembira karena pada akhirnya gereja mereka ditahbiskan setelah menunggu sekian lama.
Setelah pentahbisan gereja, kemudian keesokan harinya dilanjutkan dengan penerimaan Sakramen Krisma bagi 908 peserta yang terdiri dari anak-anak SD kelas V, anak-anak SMP, SMA, OMK dan beberapa orang tua yang belum menerima sakramen Krisma.