Hari ini, 21 November 2023, Kami merayakan HUT Imamat ke-IV. Saat itu, kami ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr di Aula Tahbisan Dekenat Mena, 21 November 2019.
Masih teringat, banyak umat yang hadir saat itu. Jumlah imam yang hadir pun mencapai 200-an. Kalau tidak salah, 219 imam saat itu. Pokoknya tak terhitung saat itu.
Delapan Putera yang ditahbiskan menjadi imam saat itu adalah Diakon Gregorius Robby Kiik, Pr – sekarang Rm. Robby, (kini Pastor Paroki Tunbaba).
Diakon Desiderius Ludgerus Saba, Pr – sekarang Rm. Derry Saba, (kini Pastor Pembantu Paroki Maubam).
Diakon Dalmasius Saunoah, Pr – sekarang Rm. Dalsi, (kini Pastor Pembantu Paroki Lurasik).
Diakon Yosef Prayogar Fallo, Pr – sekarang Rm. Yogar, (kini Pastor Pembantu Paroki Halilulik).
Diakon Jefriston Benyamin Ndun, Pr – sekarang Rm. Jefri, (kini Pastor Pembantu Paroki Seon).
Diakon Yustus Nipu, Pr – sekarang Rm. Yustus, (kini Pastor Pembantu Paroki Wemasa).
Diakon Ludovikus Sonny Akoit, Pr – sekarang Rm. Sonny, (kini Pastor Pembantu Paroki Besikama.
Diakon Yudelfianus Fon Neno, Pr, sekarang Rm. Yudel, (kini Pastor Pembantu Paroki Santa Filomena Mena.
Hingga saat ini, 21 November 2023, terdapat empat teman imam yang masih tetap di tempat tugas sejak Diakon, yakni Rm. Jefri di Seon, Rm. Yustus di Wemasa, Rm. Dalsi di Lurasik, dan Rm. Yogar di Halilulik. Sementara Lima lainnya sudah berpindah tempat tugas, yakni Rm. Derry Saba awalnya di Paroki Manufui, kini di Paroki Maubam. Rm. Robby Kiik, awalnya di Paroki Katedral, kini di Paroki Tunbaba. Rm. Yudel Neno, awalnya di Paroki Betun, kini di Paroki Mena. Sementara Rm. Sonny Akoit, awalnya di Paroki Mena, pindah ke Betun, dan saat ini di Paroki Besikama.
Tulisan ini hadir lebih tepatnya disebut serba-serbi. Karena serba serbi, maka berpotensi terjadi urutan cara berpikir yang longgar dan pasti banyak lompatan ide.
Kami delapan orang imam. Pada tahun 2006 masuk Seminari Lalian, kami terhitung angkatan ke-56. Itulah alasannya, sampai saat ini, kami masih mengenal nama dan angkatan, namanya Alien, yang kepanjangannya ialah Angkatan Lima Enam.
Mudah-mudahan tidak salah. Kami masuk saat itu, 150-an orang. Tamat Seminari 2010, 80-an orang. Masuk TOR (yang pilih Projo), 20-an orang. Yang lanjut kuliah Filsafat di Kupang, sekitar 20-an. Selesai filsafat, yang turun TOP, tahun 2015, ada 11 orang. Dua orang memilih mundur di masa TOP. Masuk kuliah Teologi di Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang, Kami 9 orang. Pada posisi tingkat V, satu orang memilih mundur. Akhirnya, kami berdelapan setia menjadi imam, sampai saat ini.
Benar, Kami Ada dan berdelapan. Ada Rm. Robby Kiik. Ada Rm. Derry Saba. Ada Rm. Jefri Ndun. Ada Rm. Yustus Nipu. Ada Rm. Sonny Akoit. Ada Rm. Yogar Fallo. Ada Rm. Dalsi Saunoah. Ada Rm. Yudel Neno.
Masing-masing dengan wataknya. Walaupun berbeda watak, ada bersama dan belajar bersama tetap menjadi prinsip. Rm. Robby, biasanya serius. Apalagi soal manajemen keuangan. Beliau tertib.
Rm. Derry Saba, wataknya santai dan simpel-simpel saja. Beliau kreatif. Apalagi dalam urusan kaum milenial. Rm. Jefri Ndun, wataknya santai, suka menikmati. Kreatif dalam berpikir. Kadang-kadang agak keras…he he he…. Walaupun begitu, Beliau lebih banyak menikmati setiap situasi. Rm. Yustus Nipu, wataknya, semuanya diatur dengan baik-baik. Hidup baik-baik, lebih baik. Komunikasinya selalu terselip humor. Rm. Sonny, wataknya, blak-blakan. Biasanya tak mau berlama-lama. Kadang aneh-aneh juga…He he he he. Rm. Yogar, wataknya, sedikit humoris. Meskipun demikian, Beliau juga sangat serius. Beliau memiliki prinsip. Rm. Dalsi, wataknya, santai-santai. Walaupun terkadang agak keras…..he….he
..he. Beliau juga dijuluki Pastor yang mencintai pertanian. Sementara itu, Rm. Yudel….he he he
..apa ya…semuanya atur baik-baik saja, dan secepatnya, semudahnya, tanpa harus ribet-ribet. Kalaupun berbeda pendapat, pasti selalu ada solusi.
Apa yang terungkap, barangkali tidak seluruhnya benar. Itulah seuntai ungkapan rasa, yang lahir dari lambung perjuangan selama bersama dari tahun 2006, ketika memasuki kelas peralihan di Seminari Lalian, hingga saat ini, November 2023.
Kalau kami berpapasan pada setiap momen dan tempat yang berbeda, pasti yang pertama dilakukan adalah bersalam-salaman, sambil melontarkan guyonan berat badan semakin meningkat dan tampilan wajah semakin kinclong.
Pada beberapa kali VC via grup WA maupun antar pribadi, pasti sapaan pertama-tama adalah apa kabar teman. Baik-baik saja kog. Kalau ada teman yang tak kunjung di grup, pasti menjadi bahan pertanyaan bersama; kenapa ya. Ada apa ya. Apa hpnya bermasalah? Nomor bermasalah? Pulsa bermasalah? Jaringan bermasalah? Ataukah ada masalah dalam tugas pastoral? Lalu…apa yang harus kita lakukan?…..ya ada….tapi…..rahasia…..he he he.
Pokoknya semuanya serba serbi. Apabila ada kunjungan pada beberapa teman, pasti rak sepatu dan rak lemari menjadi sasaran pandang karena di sana tersedia stok barang pinjaman, tetapi tak tahu pasti, kapan baliknya. Hehehe.
Kalau bertemu di Emaus, ataupun di Keuskupan, ataupun di Dekenat, ataupun pada kegiatan di tempat lain, guyonan menghitung nominal atas pakaian, sepatu dan peralatan lainnya sengaja dibesar-besarkan menjadi hitungan juta. Jika ada jam ataupun sepatu yang bagus modelnya, nanti muncul bahasa; ada dua ko? Pokoknya serba serbi.
Kalau kami sama-sama satu mobil dalam perjalanan menuju suatu tujuan, biasanya terdapat perbedaan pendapat. Ada yang ingin ngebut, tapi ada yang ingin santai. Kalau ngebut berlebihan, mesti ada suara, apa atau siapa yang dikejar, sebenarnya. Kalau lamban, mesti ada suara juga; masih lebih baik jalan kaki.
Kalau menggunakan motor, seringkali terjadi perbedaan pendapat, minimal seputar helm dan jaket; siapa pakai, siapa tidak atau juga boleh atau tidak.
Kalau sama-sama makan di rumah makan, biasanya banyak makannya dan habis pula banyak makanan. Repotnya nanti adalah siapa yang bayar. Patungan pun tetap tak ada untung, karena pada akhirnya, tetap satu atau dua orang tetap lebih unggul dalam pengeluaran. Ini bukan soal, siapa kikir, siapa murah hati. Ini soal siapa lebih cepat keluar….he he he.
Kalau ada di antara salah satu Senior atau para Senior, dan saat itu kami hadir semua, di sana pasti heboh. Rasa akrab terjadi di sana.
Itulah sekurang-kurangnya serba-serbi sementara. Semua ini tentang Kami berdelapan. Sampai saat ini, kami masih baik-baik saja.
Apa yang penting dibalik serba serbi di atas ialah tentang persahabatan yang tak kunjung padam. Tentang cinta yang kuat tak mungkin gugur di hadapan lamanya bersama.
Seringkali terjadi perbedaan pendapat. Bahkan ada yang tersinggung atau menyinggung perasaan. Perasaan seperti itu merupakan hal yang biasa. Meski begitu, perasaan seperti itu tidak biasa bertahan lama. Biasanya cukup dengan sekali guyon di grup WA, semua masalah selesai.
Kalau ada diskusi serius melalui grup WA, kami benaran serius. Berbagai sudut pandang dapat kami bagikan bersama. Group WA, kami jadikan sebagai ruang konsultasi; meminta pertimbangan dan saran yang baik, sebelum melakukan sesuatu yang berhubungan dengan karya pastoral yang dilakukan.
Kami banyak diskusi serius. Ada juga lemahnya. Apabila ada yang masuk dengan guyon, besar peluang, yang serius ditinggalkan sementara dan segera meningkat pada guyonan. Biar itu terjadi, supaya jangan tegang-tegang. Biasanya pernyataan seperti itu muncul kalau diskusi serius harus ditinggalkan.
Pokoknya semua ini tentang serba-serbi, dan karena itu, endingnya pun tak beraturan……he he he he
RD. Yudel Neno