Mena, keuskupanatambua.org – Laporan oleh RD. Yudel Neno – Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr memberi rekoleksi kategorial dalam rangka Aksi Puasa Pembangunan (APP) hingga ratusan umat se-Dekenat Mena. Umatโโdatang dari 10 Paroki di Dekenat Mena.
Rekoleksi berlangsung di Aula Dekenat Mena. Rekoleksi akan berlangsung dua hari. Hari pertama, hari ini, Jumat, 23/02/2024 dengan kelompok sasar; para Imam, Suster, Frater, Tokoh Pemerintah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pendidikan, Katekis-Katekista dan para Agen Pastoral. Sementara pada Sabtu, 24/02/2024 akan hadir Anak-Anak Sekolah se-Dekenat Mena.
Deken Dekenat Mena, Rm. John Seran Nahak, Pr selalu Tuan Rumah, dalam perayaannya, menyambut dengan hangat kedatangan Bapak Uskup, para Pastor serta semua peserta rekoleksi kategorial di Dekenat Mena, yang akan berlangsung dua hari, yakni Jumat, 23 hingga Sabtu, 24 Februari 2024. Harapnya, mudah -Mudah para Peserta tetap setia hingga menyelesaikan rekoleksi kategorial.
Uskup Atambua berbicara dalam dua termin, dimoderasi oleh Rm. Zebedeus Nahas, Pr. Termin pertama, Uskup membawakan Renungan Mimbar tentang Menjelaskan Ekonomi Ekologis dalam Semangat Kemiskinan yang Memperkaya.
Pada termin kedua, Uskup Atambua memberi catatan pastoral kritis tentang kehidupan keluarga dengan menempatkan pentingnya persiapan ekonomi yang matang dalam kursus persiapan perkawinan, dan tentang sinodalitas sebagai spirit dasar dalam reksa pastoral.
Bapak Uskup mengingatkan umat agar terhindar dari hidup picik. Menurut Bapak Uskup, orang yang hidup picik, ia menjadikan dirinya kerdil karena ikut berpikir sendiri dan tidak terbuka pada Rahmat Allah.
Sambil menekankan tentang pentingnya semangat merawat alam, Uskup Domi menekankan tentang pentingnya semangat hidup Yohanes Pembaptis, yang disebut Bapak Uskup sebagai ekonom brilian berbasis ekologi yang tahu daya nutrisi (asup) dahsyat dari alam.
Menurut Uskup yang bermotto Vos Amici Mei Estis ini, ekonomi kehidupan umat Allah perlu menganut ekonomi keselamatan sebagai semangat ekonomi Tuhan Yesus yang berhati lapang dengan wujud pengosongan diri (turun dari ketinggian Surga), yang menyuburkan banyak orang. Menerima siapapun, apa adanya.
Bapak Uskup memberikan catatan penting bagi pola kehidupan ekonomi umat. Menurut Bapak Uskup, pola hidup umat seringkali bersifat STEL (Selera Tinggi Ekonomi Lemah). Kelemahan yang meresuki kehidupan umat menurut Bapak Uskup, akarnya ialah Kekuatan Salib dan Daya Penebusan Kristus belum menjadi inspirasi untuk kehidupan ekologis. Tambahan catatan penting lainnya ialah adanya fakta lemah kemauan, lemah pengetahuan, dampaknya pula pada lemahnya ekonomi.
Sementara itu, tentang Keluarga dan Sinodalitas , Bapak Uskup menyentil banyak hal.
Catatan pastoral tentang hidup berkeluarga, dikemukakan Bapak Uskup dengan pertama-tama meletakkan prinsip ideal tentang pentingnya sakramentalitas dan spiritualitas dalam hidup berkeluarga.
Tentang begitu banyak kasus anulasi di Keuskupan Atambua, Bapak Uskup menekankan tentang pentingnya kursus persiapan pernikahan, yang kelak akan dijadikan model pendidikan hidup berkeluarga, dengan waktu, situasi, kondisi dan domisili yang mampu. Persoalan-persoalan yang ditemui, memang secara psikologis bisa dibaca tetapi secara rohani harus diterapi, tegas Bapak Uskup.
Untuk selanjutnya, tegas Bapak Uskup, persiapan ekonomi keluarga dan urusan sosial perlu melibatkan keluarga (Pendeta turun lokasi untuk melihat langsung dan terus pantau).
Bapak Uskup menyebut dan merefleksikan tiga hal penting, yang disebut Bapak Uskup dengan istilah ( Forma Canonica ). Ada tiga poin penting, yakni Bebas (bebas menikah, tanpa paksaan), Untung-Malang (saling menerima -saling memahami) dan Pendidikan (mendasar, mendampingi dan berkelanjutan).
Sementara itu, pada bagian akhir pembicaraan, Bapak Uskup berbicara tentang Sinodalitas. Menurut Bapak Uskup, Sinodalitas adalah
bergandengan tangan, jalan bersama untuk meretas perjalanan sebagai umat Tuhan. Walaupun perjalanan bersama seringkali sulit karena perbedaan. Namun menurut Bapak Uskup, perbedaan sebetulnya merupakan sesuatu yang seni. Perbedaan adalah kekuatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
Laporan : RD. Yudel Neno