Opini – KeuskupanAtambua.org – ๐๐ข๐ฌ๐ ๐๐ง๐๐ ๐ฎ๐ซ๐๐ฌ๐ข ๐๐๐ฎ๐ฌ ๐๐๐จ ๐๐๐ – Awal Masa Kepausan Baru – oleh Dr. Doddy Sasi, CMF
โโฆ๐ฃ๐ฎ๐๐ ๐๐ฒ๐ผ ๐ซ๐๐ฉ ๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐บ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ ๐ถ๐๐ฎ ๐๐ป๐ฎ๐๐ด๐ฟ๐ฎ๐๐ถ ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ ๐ถ๐ป๐ด๐ด๐, ๐ญ๐ด ๐ ๐ฒ๐ถ ๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ฑ. ๐ ๐ถ๐๐ฎ ๐๐ป๐ฎ๐ด๐๐ฟ๐ฎ๐๐ถ ๐ถ๐ป๐ถ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐บ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ถ ๐๐ฒ๐ฐ๐ฎ๐ฟ๐ฎ ๐ฟ๐ฒ๐๐บ๐ถ ๐บ๐ฎ๐๐ฎ ๐ธ๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐๐๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ฏ๐ฎ๐ฟ๐โฆโ
Masa Kepausan Robert Francis Prevost, yang memilih nama Leo XIV, secara resmi akan dimulai pada hari Minggu, 18 Mei 2025 dengan misa penobatan (pengukuhannya) di Lapangan Santo Petrus. Istilah penobatan atau pengukuhan (intronizzazione) ini mengingatkan kita pada prosedur penobatan/pengukuhan kepausan kuno yang dipraktikkan selama berabad-abad hingga masa kepausan Paus Paulus VI.
Pada zaman dahulu, ritual inisiasi masa kepausan yang disebut dengan istilah penobatan atau pengukuhan ini disertai dengan ritual pemahkotaan pada Paus yang baru. Paus terpilih akan dikenakan tiara kepausan, atau triregnum, di kepalanya oleh seorang Kardinal Protodiakon. Paus terakhir yang dimahkotai adalah Paulus VI, pada tanggal 30 Juni 1963. Saat itu Kardinal Protodiakon Alfredo Ottaviani sebelum meletakkan tiara di atas kepala Paus, ia mengucapkan formula ini: โAccipe tiaram tribus coronis ornatam et scis te esse….โ. Setelah ritual tersebut, Paulus VI tidak lagi menggunakan triregnum, dan membiarkan para penggantinya bebas untuk memutuskan untuk menggunakannya atau tidak. Dan sejak masa kepausan dari Yohanes Paulus I maupun Yohanes Paulus II, kedua Paus ini tidak pernah lagi menggunakannya.
Sejak Paus Yohanes Paulus I, misa penobatan dengan pengenaan mahkota triregnum ini telah digantikan dengan misa inaugurasi, di mana Paus terpilih sejak saat itu menjalankan jabatannya secara resmi pasca pemilihan. Perubahan lain pada ritus inagurasi kepausan ditetapkan oleh Paus Benediktus XVI, yang pada tanggal 20 April 2005, yang menyetujui sebuah ritus permanen, yang rancangannya sebelumnya telah dipersiapkan oleh Kantor Perayaan Liturgi Kepausan pada masa kepausan Yohanes Paulus II. Rancangan ini kemudian ditetapkan dalam buku liturgi resmi Gereja dengan nama Ordo Rituum pro Ministerii Petrini Initio Romae Episcopi (Tata Ritus untuk Peresmian Pelayanan Petrus Uskup Roma).
Lalu sejak masa kepausan Yohanes Paulus I, misa inagurasi kepausan terdiri dari tiga bagian:
๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐บ๐ฎ, ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ด๐ฒ๐ป๐ฎ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฝ๐ฒ๐น๐ฒ๐๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฝ๐ฎ๐น๐น๐ถ๐๐บ ๐ฑ๐ถ ๐ฝ๐๐ป๐ฑ๐ฎ๐ธ ๐ฃ๐ฎ๐๐ ๐๐ฒ๐ฟ๐ฝ๐ถ๐น๐ถ๐ต ๐๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ฎ๐ถ ๐จ๐๐ธ๐๐ฝ ๐ฅ๐ผ๐บ๐ฎ. Pallium, sebuah lencana episkopal yang terbuat dari bulu domba, dikenakan pada Paus yang baru terpilih oleh Kardinal Protodeakon. Mengenai maknanya, Simeon dari Tesalonika menulis: โPallium menunjuk kepada Juruselamat yang, ketika bertemu dengan kita sebagai domba-domba yang hilang, memikul domba-domba itu di pundak-Nya, dan dengan mengambil kodrat manusiawi kita di dalam Penjelmaan, Ia mengilahikannya, dengan kematian-Nya di kayu salib mempersembahkan kita kepada Bapa, dan dengan kebangkitan-Nya meninggikan kitaโ.
๐๐ฒ๐ฑ๐๐ฎ, ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ด๐ฒ๐ป๐ฎ๐ฎ๐ป ๐ฐ๐ถ๐ป๐ฐ๐ถ๐ป ๐ป๐ฒ๐น๐ฎ๐๐ฎ๐ป. Cincin nelayan dikenakan oleh Kardinal Dekan. Sejak milenium pertama, cincin ini telah menjadi lambang Uskup sendiri. Cincin yang diberikan kepada Paus yang baru, dengan segel gambar Santo Petrus dan perahu dengan jala, memiliki makna cincin-meterai yang mengesahkan iman dan melambangkan tugas yang dipercayakan kepada Petrus untuk meneguhkan saudara-saudaranya.
๐๐ฒ๐๐ถ๐ด๐ฎ, ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ฒ๐ฟ๐ถ๐บ๐ฎ๐ฎ๐ป ๐ธ๐ฒ๐๐ฎ๐ฎ๐๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ฝ๐ฎ๐ฟ๐ฎ ๐๐ฎ๐ฟ๐ฑ๐ถ๐ป๐ฎ๐น. Pada saat misa inagurasi ini juga Paus terpilih akan menerima janji ketaatan dari para Kardinal, meskipun sebenarnya tindakan penghormatan dan ketaatan para kardinal kepada Paus yang baru ini telah dilakukan sesaat setelah terpilih di Kapel Sistina.
Momen penting lain dalam Misa Inagurasi ini adalah homili dari Paus baru, Leo XIV. Karena menjadi momen resmi awal masa kepausannya, Paus Leo XIV dalam homilinya pasti akan menyampaikan garis-garis umum rencana programatik masa kepausannya yang sebenarnya sudah bisa terbaca sekilas melalui sapaannya kepada umat beriman segera setelah pemilihannya dan arahnya juga sudah dapat kita ditebak dari lambang yang dipilihnya; bunga bakung Marian putih dengan latar belakang biru menjadi simbol kemurnian dan kepolosan – dan hati suci yang tertusuk yang terletak di atas sebuah buku tertutup, yang mengacu pada gagasan Gereja Misionaris dan Marian yang dipersatukan dalam Kristus dan bersedia untuk mengabdikan diri untuk melayani umat Kristiani. Lalu ada kemungkinan bahwa pada akhir perayaan Ekaristi, Paus Leo XIV di dalam Papamobile (Popemobile) akan berkeliling dan menyapa umat beriman dan semua yang hadir di Lapangan Santo Petrus.
Paus Leo XIV juga pada tanggal 25 Mei 2025, seminggu kemudian, direncanakan akan merayakan Perayaan Ekaristi di Basilika Santo Yohanes Lateran untuk mengambil alih secara kanonik jabatan (presa possesso) sebagai Uskup Roma. Basilika Santo Yohanes Lateran adalah Gereja Katedral Roma dimana ada cattedra Uskup Roma yang adalah Paus sendiri.
Penulis : Dr. Doddy Sasi, CMF. Editor : Yudel Neno, Pr