Mena, KeuskupanAtambua.org – 10 Desember 2024 — Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr., memimpin Rekoleksi Kategorial Adventus di Dekenat Mena dengan mengangkat tema “Membangun Persekutuan Kasih sebagai Peziarah Pengharapan di Era Penuh Tantangan”. Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari, pada 10-11 Desember 2024, dengan sasaran berbagai kalangan, mulai dari Para Pastor, Frater, Suster, Tokoh Gereja, Pemerintah, Adat, hingga Kaum Muda.

Mengawali kegiatan rekoleksi kategorial Adventus, Rm. John Seran Nahak, Pr selaku Deken Dekenat Mena menyampaikan terima kasih kepada Bapak Uskup Atambua atas kehadirannya sebagai Narasumber dalam kegiatan Rekoleksi Kategorial Tingkat Dekenat Mena. Mewakili para Imam, Suster, para Tokoh se-Dekenat Mena yang hadir, mengharapkan pencerahan berharga dari Bapak Uskup sebagai landasan dalam mempersipakan diri, merayakan natal.
Pada sesi pertama hari ini, Bapak Uskup memberi renungan mimbar dengan secara keseluruhan mengajak Umat Allah Dekenat Mena untuk berani menemukan harapan di tengah segala tantangan. Uskup Dominikus Saku menyoroti pentingnya discernment atau kemampuan membedakan roh dalam setiap pilihan hidup. Berdasarkan Injil Lukas 13:31-35, Uskup menggarisbawahi empat langkah penting untuk mendengarkan suara Tuhan di tengah kehidupan yang penuh tantanga yakni hening, mendengarkan, meresapkan, dan memberi tanggapan.
“Dalam dunia yang penuh kerumitan dan godaan, kita harus meluangkan waktu untuk mendengarkan suara Tuhan dalam keheningan batin agar mampu memberi tanggapan yang sesuai dengan kehendak-Nya,” ujar Uskup.
Sebagai landasan teologis, Bapak Uskup menguraikan tentang pentingnya memahami Gereja sebagai persekutuan umat beriman dengan mengacu pada pemahaman Konsili Vatikan II tentang Gereja. Bapak Uskup menjelaskan bahwa pemahaman Gereja menurut Konsili Vatikan II, mencakup delapan bab penting, mulai dari Misteri Gereja, Umat Allah, Susunan Hirarkis Gereja, Panggilan Kekudusan, hingga Ciri Eskatologis Gereja Musafir.
Beliau menekankan bahwa Communio Fidelium (Persekutuan Umat Beriman) harus menjadi pusat kehidupan iman. “Persekutuan ini bisa bertahan karena misteri Allah sebagai kekuatan bagi jiwa. Jika iman memudar, dampaknya akan terasa dalam kehidupan keluarga dan masyarakat,” tegas Uskup.
Selanjutnya dalam refleksi lebih dalam, Bapak Uskup mengangkat problem tentang gencarnya tantangan, produk zaman modern dan bagaimana sikap orang beriman menghadapinya. Uskup mengingatkan bahwa banyak keluarga saat ini menghadapi krisis akibat mentalitas individualisme yang memicu brokenself, brokenheart, brokenhome, dan brokensociety. Revolusi IPTEK yang tidak seimbang dengan nilai-nilai spiritual juga memperburuk kondisi ini.
“Perpecahan dalam keluarga dan masyarakat terjadi karena kurangnya iman dan kepercayaan satu sama lain. Iman yang kuat harus menjadi benteng untuk melawan tantangan zaman,” kata Bapak Uskup dengan penuh keyakinan.

Kegiatan renungan mimbar dimoderasi oleh Pak Lukas Usboko, Ketua DPP Paroki Mena sekaligus Ketua DPD Dekenat Mena.
Untuk diketahui, pada hari pertama rekoleksi diikuti oleh para Pastor, Frater, Suster, Agen Pastoral, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, dan Tokoh Pendidikan. Sementara, esok hari (tanggal 11 Desember) akan difokuskan pada kelompok remaja dan pelajar.
Rekoleksi ini bukan hanya menjadi ajang refleksi rohani, tetapi juga ruang untuk memperbarui komitmen seluruh umat dalam membangun persekutuan kasih yang kokoh di tengah dunia yang terus berubah.
“Semoga semangat persekutuan yang telah dibina di Keluarga, Paroki dan Dekenat menjadi tanda harapan yang nyata di tengah masyarakat,” tutup Uskup Dominikus dengan penuh harapan dan doa.
Usai sesi I dalam hal ini renungan mimbar, dilanjutkan dengan dialog pastoral. Dalam dialog pastoral, Bapak Uskup mengangkat problem-problem yang muncul di tengah umat dan di tengah kehidupannya. Menurut Bapak Uskup, segala problem yang ditemui di tengah umat, harus diselesaikan dengan memohonkan bantuan Roh.
Pasca kegiatan dialog pastoral, Bapak Uskup bersama para Imam, Suster, Frater dan Umat menuju ke lokasi Bukit As-Asu untuk menanam anakan ketapang hutan, di sekitar bukit dan terutama sumber air.
Laporan : oleh Tim Komsos Dekenat
Editor : Yudel Neno, Pr