Sumber Gambar : catatanseorangofs.wordpress.com
Setiap kali kita mendoakan Aku Percaya, biasanya kita berdoa seperti ini,
“Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan dan kehidupan kekal!”
Ada 3 hal yang perlu digarisbawahi antara lain:
1. Persekutuan para kudus.
2. Kebangkitan badan.
3. Kehidupan kekal.
Tiga hal di atas, menggambarkan keyakinan kita akan tujuan iman, yakni keselamatan kekal dalam perlindungan Tuhan. Kita yakin adanya kebangkitan, kehidupan kekal dan karena itu di dalam Kerajaan Surga ada persekutuan orang-orang yang berkenan di hati Tuhan, yakni para orang kudus. Dalam terang iman inilah pada hari ini kita merayakan Hari Raya semua orang kudus.
Saudara-saudari terkasih.
Mengenang para kudus yang berkenan di hadirat Tuhan, kita teringat akan kata-kata Yesus, ketika mengawali kotbahnya di bukit. Siapa yang berbahagia? Mereka itu adalah orang yang miskin, berduka cita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hati, membawa damai dan dianiaya karena membawa kebenaran (Mat 5:1-12a)
Para kudus bukanlah manusia sempurna sejak lahir. Mereka menyadari diri sebagai orang berdosa sehingga berusaha mengasah diri sebaik-baiknya dengan keyakinan kuat bahwa Yesus memberkati mereka dengan rahmat kekuatan untuk dapat memikul salib bersama dengan-Nya.
Kita menghormati para kudus sebagai model, bahwa manusia lemah ini dapat juga melangkah menuju kesempurnaan iman. Yang dituntut adalah iman yang teguh dan kesetiaan pada jalan yang telah ditentukan Kristus. Kita pun punya kemungkinan menjadi bagian dari para kudus ini.
Nomen est omen – Nama adalah tanda. Pepatah ini menegaskan betapa pentingnya nama. Coba perhatikan. Jauh sebelum kelahiran seorang anak, orangtua sudah memikirkan nama yang tepat untuk anak itu. Sampai hari baptis, orangtua masih mempertimbangkan nama yang akan dipilih. Sungguh penting memilih nama yang tepat, karena nama menjadi gambaran dari anak itu dan juga harapan orangtua terhadap anak yang akan dilahirkan. Dalam budaya tertentu, nama yang tidak tepat akan bawa dampak buruk bagi seorang anak. Kalau itu terjadi maka nama anak itu perlu diganti.
Nama para orang kudus menjadi referensi bagi orangtua. Gereja juga anjurkan demikian. Orang kudus memberikan kepada kita teladan hidup dalam kekudusan. Mereka berjuang selama hidupnya untuk bersatu dengan Allah, peduli terhadap sesama dan alam semesta. Oleh karena itu, mereka pantas disebut berbahagia dalam kisah Injil Matius hari ini. Para kudus disebut berbahagia bukan karena keberhasilan, kesuksesan dan ketenarannya, tetapi karena mereka mampu memaknai dan menghayati hidupnya dalam iman kepercayaan kepada Tuhan. Marilah kita jadikan orang kudus sebagai teladan hidup beriman, setia dalam melaksanakan kehendak Allah. Cara hidup yang dilandasi iman adalah cara hidup kudus.
Selamat pagi dan selamat hari baru. Selamat merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Selamat memasuki Bulan November 2021 dengan sukacita. Dalam Yesus, kita bersaudara. Tuhan memberkati.
Salam Kasih dan Doa
Romo Eman Kiik Mau, Pr
**Editor : OKto Klau