
Lukas 19:45-48
Marah? Tentu ada sebabnya. Biasanya selalu ada makna di balik tindakan itu. Yesus menunjukkan kemarahan-Nya terhadap pedagang yang berada di Bait Allah.
Ia mengusir mereka dengan keras dan mengatakan bahwa rumah Tuhan seharusnya menjadi tempat doa, bukan tempat berjualan. Tindakan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesucian tempat ibadah dan hubungan kita dengan Tuhan, yang harus lebih diutamakan daripada kepentingan duniawi.
Baca juga: Kasih Yang Terluka Lukas, 19: 41-44
Yesus menegur praktik-praktik yang mengutamakan keuntungan material daripada iman yang sejati. Ini adalah panggilan bagi kita untuk merenungkan, apakah kita juga sering lebih fokus pada hal-hal duniawi daripada berfokus pada Tuhan.
Seharusnya, hidup kita menjadi saksi yang mencerminkan kesucian Tuhan, baik di rumah ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Kita diajak untuk berani berdiri di pihak Tuhan, meskipun itu berarti menentang arus.
Doa adalah awal dari setiap kebaikan.
Ketika berdoa dengan iman, kita tidak hanya memohon, tapi juga mengalirkan kebaikan dalam setiap tindakan. Kebaikan yang datang dari Tuhan, akan membawa kedamaian bagi dunia. (In)
2 Comments
Pingback: Jangan Pernah Ragu – Keuskupanatambua.org
Pingback: Relakah Untuk Memberi? – Keuskupanatambua.org