
Merasa peduli. Ini sering kita alami. Situasi hidup yang terjadi kadang membuat kita harus memberi perhatian. Yesus, Sang Juru Selamat, melihat Yerusalem dengan air mata. Dia merasakan kepedihan mendalam ketika memikirkan nasib kota yang sangat dicintainya.
Banyak orang akan menolak kedatangan-Nya. Dengan kata-kata yang sarat makna, Yesus mengungkapkan penyesalan atas kebutaan spiritual yang melanda masyarakatnya. Seolah-olah Dia ingin menggugah hati mereka agar menyadari kehadiran Allah yang membawa damai dan keselamatan.
Sering kali kita juga terjebak dalam rutinitas hidup. Menghadapi kenyataan dunia tanpa menyadari tangan kasih Allah yang selalu menjangkau kita.
Seperti Yerusalem yang menolak penghiburan yang ditawarkan. Kita kadang terperangkap dalam ego. Menutup hati dari suara-Nya. Apakah kita juga bersikap buta terhadap kasih-Nya yang mengalir setiap saat? Marilah kita membuka hati, menerima pengundangan-Nya, dan menyambut kehadiran-Nya di dalam hidup kita.
Sebagaimana Yesus menangisi Yerusalem, Dia juga memperhatikan kita dengan penuh kasih. Kita disadarkan untuk berbalik kepada-Nya. Mencari damai sejahtera yang hanya bisa ditemukan dalam Kristus.
Dengan membuka diri kepada-Nya, kita akan menemukan arah yang benar. Menjauh dari kebutaan spiritual, menuju kehidupan yang penuh makna dan tujuan yang luhur.
Kasih yang tulus sering kali mengalir bersama air mata, sebagai tanda bahwa cinta sejati tidak selalu mudah. Namun, setiap tetes air mata menguatkan ikatan, menjadikan kasih semakin mendalam dan berarti. (In)
1 Comment
Pingback: Mengusir Kepentingan Dunia – Keuskupanatambua.org