
Emaus, Atambua- Pastor Paroki Besikama, Rm. Okto Neno, Pr., menekankan pentingnya meditasi sebagai bagian integral dari karya pastoral. Bagi beliau, meditasi bukan hanya sekadar praktik spiritual yang bersifat individual, tetapi juga merupakan alat yang efektif untuk memperdalam hubungan umat dengan Tuhan.
“Dalam konteks pelayanan pastoral, meditasi membantu para pastor dan umat untuk merenungkan ajaran-ajaran Kristus, sehingga dapat menginternalisasikan nilai-nilai kasih, pengampunan, dan kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari,” katanya saat mengikuti Evaperca di Aula Dominikus, (Selasa, 19/11/2025).
Setelah mendengarkan materi yang dibawakan Bapak Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr tentang pentingnya hening dalan karya pastoral, Rm. Okto menyadari tentang nilai terindah merenungkan sabda Tuhan dalam tugas pelayanan.
Di dalam karya pastoralnya, Romo Okto sering mengaitkan meditasi dengan pengalaman mendengarkan suara Tuhan. Ia percaya bahwa melalui meditasi, individu dapat menemukan keheningan di tengah kesibukan dunia yang penuh tantangan. Menghadapi berbagai persoalan dalam masyarakat, meditasi menjadi sarana refleksi yang membantu para pelayan gereja untuk lebih peka terhadap realitas di sekeliling mereka. Dalam hal ini, meditasi berfungsi sebagai cara untuk memahami panggilan pastoral secara lebih mendalam dan mengambil aksi yang tepat dalam pelayanan.
Romo Okto juga menekankan bahwa meditasi dapat meningkatkan kualitas spiritualitas para pelayan. Dalam pengalamannya, banyak pastor yang mengaku merasa lebih berdaya dan terinspirasi setelah melakukan meditasi. Kualitas penghayatan spiritual yang mendalam ini tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi, tetapi juga pada cara mereka melayani jemaat.
“Sebuah jiwa yang tenang dan penuh kedamaian mampu menghadirkan suasana yang damai dan penuh kasih dalam komunitas gereja, sehingga umat merasa lebih dekat dengan Tuhan,” imbuhnya.
Praktik meditasi yang ditekankan oleh Romo Okto tidak hanya melibatkan aspek spiritual, tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tekanan, meditasi menjadi titik pengembalian yang memungkinkan umat untuk menyeimbangkan hidup mereka.
Dengan mengembangkan kebiasaan meditasi, para pelayan dan umat dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik, menjaga kesehatan mental yang positif, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan iman.
Romo Okto Neno mengajak kita untuk menjadikan meditasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dalam karya pastoral. Ia percaya bahwa dengan konsistensi dalam bermeditasi, kita akan menemukan kekuatan baru untuk melayani dengan penuh kasih dan pengabdian.
Melalui meditasi, kita diajak untuk terus merenungkan makna ajaran Kristus, sehingga dapat mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan nyata, baik dalam pelayanan gerejawi maupun di tengah masyarakat. Dengan demikian, meditasi bukan hanya meningkatkan kualitas pelayanan, tetapi juga memperdalam pengalaman spiritual kita sebagai umat beriman. (In)