Atambua, Kamis, 13 Maret 2025 – KeuskupanAtambua.org – Laporan Rm. Rudy Naikofi, Pr – Dekenat Belu Utara mengadakan rekoleksi kategorial bagi para agen pastoral. Kegiatan rekoleksi diikuti oleh para Imam, Biarawan-Biarawati, serta anggota Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Katekese Paroki (DKP) dan dibimbing oleh Bapak Uskup Atambua; Mgr. Dominikus Saku, Pr.
Kegiatan dibuka dengan sapaan awal dari Deken Dekenat Belu Utara, Rm. Agustinus Seran, Pr., sebelum kemudian dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr.
Mengusung tema Tobat Ekologis di Era Krisis Harapan, rekoleksi ini berlangsung di Paroki Santa Maria Immaculata Katedral Atambua pada pukul 09.00 WITA, Jumat, 14 Maret 2025. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan para agen pastoral dalam pelayanan selama masa prapaskah, sekaligus menanggapi momentum Tahun Yubelium dengan semangat pertobatan yang lebih mendalam. Dengan kegiatan rekoleksi ini, diharapkan, para Peserta rekoleksi tidak hanya mengalami pertobatan secara religius, tetapi juga secara profan, sehingga mampu menjadi agen pastoral yang lebih reflektif dan transformatif dalam tugasnya.
Dalam renungannya, Uskup Atambua menegaskan bahwa pertobatan harus berawal dari penyesalan hati dan berujung pada perubahan hidup. Bapak Uskup menekankan bahwa pertobatan tidak hanya terbatas pada aspek iman atau sakral, tetapi juga harus menyentuh ranah profan, termasuk dalam menjaga keseimbangan ekologi. Pertobatan ekologis, menurut Bapak Uskup, merupakan wujud nyata dari nilai-nilai kehidupan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Selain itu, Bapak Uskup juga menjelaskan bahwa pertobatan secara iman membutuhkan kesadaran, penyesalan, dan sikap kembali kepada Allah.
Lebih lanjut, Uskup Dominikus menekankan pentingnya kesadaran kritis dalam diri setiap orang untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Di akhir renungan, Bapak Uskup mengingatkan para Peserta akan tiga kebajikan teologal, yaitu iman, kasih, dan harapan. Menurutnya, siapa pun yang bertobat dengan sungguh-sungguh di Tahun Yubelium ini akan merasakan harapan akan kerahiman Allah yang nyata dalam hidupnya.
Rekoleksi ini kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi antara Peserta dan Bapak Uskup, yang memberikan kesempatan bagi para agen pastoral untuk mendapatkan penyegaran dalam pelayanan mereka.
Setelah itu, diadakan ibadat tobat dan pengakuan dosa sebagai bagian dari proses refleksi dan pertobatan.
Di penghujung kegiatan, Deken Belu Utara, Rm. Agustinus Seran, Pr., menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh Peserta yang telah meluangkan waktu untuk mengikuti rekoleksi ini. Mantan Pastor Paroki Naesleu ini menegaskan bahwa keterlibatan dalam kegiatan rekoleksi mencerminkan komitmen yang kuat dalam pelayanan, meskipun memiliki berbagai kesibukan di tempat tugas masing-masing. Tambah Rm. Agus, mudah-mudahan, rekoleksi yang dilaksanakan ini diharapkan dapat menjadi bekal berharga bagi para agen pastoral dalam menjalankan tugas mereka dengan semangat pertobatan yang lebih mendalam.
Laporan : Rm. Prudensius Naikofi, Pr
Editor : Yudel Neno, Pr