KeuskupanAtambua.org – Senin, 5 Jabuaria 2025 – Paroki Santo Antonius Padua Nela menjadi tempat berlangsungnya Misa mengenang satu tahun wafatnya Uskup Emeritus Anton Pain Ratu, SVD, pada Senin, 6 Januari 2025. Perayaan Ekaristi yang penuh khidmat ini dipimpin oleh Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr, didampingi oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Atambua, Pater Vincent Wun, SVD, serta beberapa Imam, di antaranya Rm. Lucius Tae Mau, Pr, dan Rm. Rio Rusae, Pr. Misa ini dihadiri oleh sejumlah Imam, Suster, Bruder, Frater, Keluarga Besar Ratu Makin, serta beberapa umat Allah.
Dalam homilinya, Uskup Dominikus Saku, Pr, mengangkat berbagai refleksi yang terinspirasi dari kehidupan dan karya Uskup Anton Pain Ratu. Beliau menyebut Uskup Anton sebagai Seorang Pejuang sejati yang rela meninggalkan kenyamanan pribadi demi tugas perutusan. Uskup Anton dikenal sebagai Imam dan Uskup dengan semangat “Tiga BER” (Berpengaruh, Berpendidikan dan Berkedudukan). Dengan 3 BER, Uskup Anton semasa hidupnya, teman berupaya memurnikan iman umat dari praktik budaya yang tidak sejalan dengan ajaran Gereja. Uskup Dominikus juga menegaskan pentingnya keteguhan iman tanpa rasa cemas, mengingat Tuhan telah menyediakan “Rumah Kehidupan” bagi umat-Nya, seperti disampaikan dalam Injil.
Uskup Dominikus mengaitkan Motto Tahbisan Imam Uskup Anton, Ecce Venio ; “Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu,” serta Motto Tahbisan Uskupnya, “Maranatha; Tuhan datang,” sebagai landasan hidup yang terus menginspirasi para imam untuk menjadi imam yang berkorban, sebagaimana diungkapkan dalam refleksi Fulton Sheen. Beliau juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam menggunakan media sosial dan kritik Paus Fransiskus terhadap penyembahan berhala teknologi.
Sementara itu, Bapak Anton Doni Ratu Makin, mewakili Keluarga Besar Uskup Anton, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran Uskup Dominikus, para Imam, dan umat. Ia menekankan pentingnya mengenang nilai warisan Uskup Anton, termasuk pemikirannya tentang dialektika antara iman dan agama, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan materi dan nilai-nilai adat.
Kisah singkat dan menarik diungkapkan Sr. Melania Aban, PM, mewakili Kongregasi Putri Maranatha dan sekaligus merupakan menyampaikan kenangan mendalam akan semangat hidup Uskup Anton yang penuh disiplin, sederhana, dan mencintai kebersamaan. Ia mengisahkan bagaimana Uskup Anton selalu menekankan pentingnya solidaritas dalam hidup bermasyarakat dan memelihara hubungan yang harmonis.
Sr. Melan mengungkapkan bahwa suatu ketika Dirinya mengajak Uskup Anton untuk makan siang tepat jam satu siang. Namun Uskup Anton menolak niat itu karena menurutnya harus makan bersama dalam hidup komunitas. Kisahnya Sr. Melan, Uskup Anton adalah Sosok yang sangat menghargai hidup komunitas. Kesaksian hidupnya menjadi landasan bagi hidup komunitas.
Dari berbagai sambutan, Uskup Domi memberikan sambutan penutup. Dalam sambutannya, Uskup Dominikus mengungkapkan bahwa Uskup Anton adalah sosok pemimpin yang teliti, memahami tantangan mental, kultur, dan struktur dalam pelayanan pastoralnya. Ia juga menekankan bahwa Uskup Anton, bersama para pendahulunya, telah berkontribusi besar dalam mengubah Keuskupan Atambua, khususnya dalam memajukan bidang ekonomi dan pendidikan. Semangat Uskup Anton untuk memurnikan iman dan melayani dengan penuh kasih menjadi teladan yang terus dikenang.
PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG MISKIN SEDUNIA 2024
Misa peringatan ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang karya dan hidup Uskup Anton Pain Ratu, SVD, tetapi juga sebagai kesempatan untuk merefleksikan iman, semangat pelayanan, dan panggilan hidup sebagai umat Allah.
Laporan : Yudel Neno, Pr