Atambua, KeuskupanAtambua.org – Sabtu, 30 November 2024 – Katedral Atambua menjadi saksi penuh sukacita umat Allah se-Keuskupan Atambua dalam upacara sakral Tahbisan Imam Baru. Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr, menahbiskan 10 Diakon menjadi Imam dalam Misa Kudus yang penuh khidmat. Para imam baru tersebut adalah Rm. Luiz Diaz, Pr; Rm. Yohanes Taeki Lae, Pr; Rm. Nuel Bere Mau, Pr; Rm. Rio Rusae, Pr; Rm. Remi Nai Bili, Pr; Rm. Edel Kali, Pr; Rm. Ota Nahak, Pr; Rm. Winto Siri, Pr; Rm. Sindus Seran, Pr; dan Rm. Nano Nahak, Pr.
Dalam homilinya, Uskup Dominikus Saku menekankan tugas luhur para imam yang harus hidup dalam kesetiaan doa. “Doa adalah kekuatan seorang imam dalam menjalankan tugas pelayanan. Penampilan yang baik dan penuh hormat juga menjadi wujud nyata pewartaan yang berdaya,” ujar Uskup Domi. Ia juga menghimbau agar para imam baru menghidupi semangat sinodalitas dalam karya pastoral mereka. “Hidup bersama di Pastoran harus mencerminkan persatuan, kerja sama, dan saling mendukung sebagai saudara dalam Kristus,” tambahnya.
Ketua Panitia Pentahbisan, Sekretaris Daerah Belu, Yohanes Prihatin, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran acara hari ini. “Pentahbisan ini adalah berkat besar bagi umat dan keuskupan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung persiapan dan pelaksanaan acara ini,” ujar Prihatin.
Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, juga memberikan apresiasi atas tahbisan ini. “Imam adalah pilar utama dalam kehidupan iman umat Katolik. Kami berharap para imam baru ini dapat memberikan pelayanan yang tulus dan penuh kasih kepada seluruh umat, ” kata Bupati Taolin.
Sambutan dari para Imam Baru diwakili oleh Rm. Yohanes Taeki Lae, Pr. Dengan penuh haru, ia menyampaikan rasa syukur mendalam. “Kami bersyukur atas rahmat tahbisan ini. Terima kasih kepada keluarga, para pembimbing, dan umat yang telah mendukung perjalanan panggilan kami. Kami berjanji untuk setia melayani umat Allah dengan penuh semangat, rendah hati, dan kasih,” ujar Rm. Yohanes.
Dalam sambutan penutupnya, Uskup Dominikus Saku menegaskan kembali pentingnya panggilan imamat. “Hidup sebagai imam adalah panggilan untuk melayani, bukan untuk dilayani. Jadilah imam yang membawa harapan, cinta kasih, dan damai bagi umat Allah. Kita semua dipanggil untuk bersama-sama membangun Gereja yang hidup dalam semangat sinodalitas,” kata Uskup Domi. Ia juga mengajak umat untuk terus mendukung para imam baru dalam doa dan kerja sama. Uskup Domi juga menambahkan sekaligus menegaskan pentingnya hidup bersama dalam karya pastoral, yang harus dijalankan dalam semangat sinodalitas. Terutama untuk para Imam di Paroki-Paroki, Uskup Domi mengharapkan kerja sama yang berlangsung dalam semangat sinodalitas.
Pentahbisan ini dihadiri oleh banyak Imam, Suster, Frater, dan ribuan umat dari seluruh Keuskupan Atambua. Acara ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Gereja lokal, membawa sukacita baru bagi pelayanan pastoral di wilayah ini.
Laporan : Rm. Yudel Neno, Pr