Yesus Memberkati Anak-Anak Yang Datang KepadaNya. Sumber Gambar: catatanseorangofs.wordpress.com
Dalam banyak Gereja, sesudah Penerimaan Komuni, ada kebiasaan untuk memberikan berkat kepada anak-anak yang belum menerima Komuni. Suatu kreativitas pelayanan yang sederhana, tetapi mempunyai arti yang besar, baik bagi anak-anak yang menerima berkat maupun bagi seluruh keluarga.
Kebiasaan memberi berkat bagi anak-anak sudah ada pada zaman Yesus. Di lingkungan masyarakat di mana Yesus hidup, ada kebiasaan ibu-ibu membawa anak-anak mereka, khususnya pada saat ulang tahun mereka yang pertama, kepada imam untuk dimintakan berkat.
Peristiwa Yesus memberkati anak-anak ini terjadi dalam urutan Injil Markus sesudah dua kali menubuatkan sengsara dan wafat-Nya, Mrk 8:31-9:1, 9:30-32, menjelang nubuat sengsara yang ketiga.
Bisa dibayangkan suasana hati Yesus pada saat itu. Datangnya anak-anak pastilah menghibur dan menjadi kesempatan bagi Yesus untuk memberikan pengajaran mengenai ciri-ciri hidup sebagai murid: yang mempunyai watak seperti anak-anak inilah yang empunya Kerajaan Allah.
Yesus sendiri pernah menerima berkat, ketika Ia dibaptis dan dari surga terdengar suara, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan!” Mrk 1:11. Inilah kata-kata berkat dalam arti yang paling dasar. Arti dasar ini dapat kita temukan dengan meminjam penjelasan dari bahasa Latin.
Dalam bahasa Latin, memberi berkat adalah benedicere. Kata ini terdiri atas dua suku kata yakni bene artinya baik dan dicere berarti berkata-kata.
Dengan demikian, memberi berkat berarti berbicara dengan baik mengenai pribadi yang diberkati. Itulah pula berkat yang diterima oleh Yesus: suara dari surga menyatakan bahwa diri-Nya berkenan kepada Allah. Berkat yang diterima oleh Yesus pada waktu Ia dibaptis itulah yang menjadi kekuatan bagi-Nya untuk menjalankan tugas sampai paripurna. Berkat seperti itulah yang diberikan oleh Yesus kepada anak-anak yang dijumpai-Nya, mereka adalah pribadi-pribadi yang istimewa.
Berkat itu meneguhkan, menguatkan, memberi dorongan, mengharapkan yang baik kepada pribadi yang diberkati.
Sangat indah kata-kata yang diungkapkan oleh Dorthy Law Nolte mengenai berkat dan sebaliknya juga tentang kutuk sebagai berikut:
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Selamat pagi dan selamat hari baru. Selamat akhir pekan. Dalam Yesus kita bersaudara. Tuhan memberkati.
Salam Kasih dan Doa,
Romo Eman Kiik Mau, Pr