KeuskupanAtambua.org – Sabtu, 05 April 2025 – Laporan Frater Domi Manek – Paroki Kristus Raja Seon selenggarakan rekoleksi persiapan paskah. Kegiatan dilangsungkan di dalam Gedung Gereja Seon dengan pesertanya adalah para Pastor, Frater TOP, para Suster, para Camat dan Staf, Pengurus DPP dan DKP, para Kepala Desa, para Kepala Sekolah SD-SMA, para Kepala Puskesmas dan Staf, para Pengurus Stasi, Lingkungan dan KUB, dan para Pengurus Kelompok Kategorial Gerejani. Rekoleksi ini dipimpin Oleh Rm. Lucius Tae Mau, Pr.
Mengawali kegiatan rekoleksi, peserta menyanyikan lagu Vos Amici Mei Estis, mendaraskan visi-misi Keuskupan Atambua dan Slogan Keuskupan Atambua. Dalam arahan pembuka Edmundus Usfal sebagai Ketua I DPP Seon mengatakan bahwa momen ini merupakan kesempatan sukacita karena para tokoh agama, tokoh pemerintah dan tokoh masyarakat turut mempersiakpan diri menyongsong perayaan paskah nanti. “Momen ini menjadi momen berahmat karena kita para tokohpun ikut mempersiapkan diri dalam rekoleksi menyongsong paskah. Semoga siraman rohani dari pembimbing membaharui semangat dan hati kita”, tandasnya. Ia juga mengucapkan limpah terima kasih kepada Rm. Lucius, atas kesediaanya membawakan materi dalam rekoleksi persiapan paskah ini di Paroki Kristus Raja Seon.
Di awal renungan mimbar, Romo Lucius Tae Mau memperkenalkan secara singkat identitas dirinya dan juga perjalanan panggilannya. Di bawah tema yang disiapkan olehnya yaitu “KESERUPAAN DENGAN KRISTUS: MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN”, beliau mengajak semua peserta untuk menjaga keutuhan Gereja dan berjuang menyerupai Kristus. Dengan menciptakan suasana dialog komunikatif dalam renungan mimbar, Pengajar dan Pembina SMA Seminari Lalian ini membawa para peserta untuk merenungkan dan memahami tujuh seruan Yesus ketika berada di atas salib yaitu Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat; Aku berkata kepadamu, hari inipun engkau bersama Aku di Firdaus; ibu inilah anakmu, anak inilah ibumu; Aku haus; Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku; semua sudah selesai; ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. “Semua seruan Yesus ini merupakan tanda cinta dan kasihnya kepada manusia dan gerejanya.
Sebagaimana, tambahan Rm. Lucius; setiap diri kita adalah gereja dan semua kita adalah gereja. Karena itu setiap orang harus menyadari diri sebagai orang berdosa dan mencintai gereja”, katanya. Ia pun mengatakan bahwa setiap orang dipanggil untuk menyerupai kristus di dalam tiga hal yaitu sangkal diri, pikul salib dan ikut Yesus. “Setiap orang dipanggil untuk memiliki perasaan seperti Kristus, memiliki pikiran seperti Kristus dan bertindak seperti Kristus. Memiliki sikap berkorban dan berjuang untuk kepentingan orang lain”, ujar Dosen STIPAS Santo Petrus Kefamenanu ini. Selain itu, ia memberikan berbagai contoh praktis bagaimana sebagai anggota Gereja melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di dalam rumah, masyarakat dan gereja itu sendiri. Renungan mimbar ini kemudian ditutup dengan membacakan bersama perikop Injil Lukas 23: 33-43.
Dalam arahan penutupnya, Rm. Aloysius Kosat, Pr selaku Pastor Paroki menyampaikan limpah terima kasih kepada Rm. Lucius dan kembali mengingatkan beberapa hal bagi para peserta terkait kegiatan-kegiatan di Masa Prapaskah ini antara lain Kegiatan Pendalaman Bahan Katekese APP 2025, pengumpulan derma aksi APP, kerja bakti, latihan-latihan menyongsong paskah, jalan salib. “Dengan mengikuti jalan salib, kita persatukan salib kita masing-masing dengan salib Tuhan”, ujarnya.
Kegiatan rekoleksi dilanjutkan dengan ibadat tobat yang dipimpin Fr. Domi Manek. Dengan berlandaskan bacaan Injil tentang kisah anak yang hilang, ia mengajak semua peserta untuk menyadari diri sebagai manusia berdosa seperti anak bungsu maupun anak sulung dan menyesali semuanya itu. Sebab Allah begitu mengasihi manusia yang sadar dan bertobat. Setelah itu ada pelayanan Pengakuan Dosa pribadi, setelah santap siang bersama.
Bapak Simao Corea, salah satu peserta mengungkapkan apresiasi dan kekagumannya pada materi yang dibawakan oleh Rm. Lucius. “Romo tidak saja mengajarkan kita tetapi menyadarkan kita untuk militan sebagai anggota Gereja dan sekaligus mengingatkan tanggung jawab kita sebagai anggota Gereja dalam berbagai bidang kehidupan”, ujarnya.
Untuk diketahui bahwa total peserta yang hadir dalam rekoleksi ini kurang lebih 115 peserta. Konsumsi disiapkan oleh Paroki dengan bantuan Anggota Legio Maria Paroki Seon. Setiap pesertapun berpartisipasi dalam urusan konsumsi dengan sumbangan sebesar Rp. 10. 000 per orang.
Penulis: Fr. Domi Manek
Editor: Rm. Jefri Ndun