KEUSKUPANATAMBUA.ORG – Menghadapi Perayaan Paskah 2021 di tengah masa New Normal, umat Katolik bertanya-tanya tentang bagaimana seharusnya merayakan Liturgi selama Pekan Suci. Umat Katolik di Paroki-paroki dalam wilayah Keuskupan Atambua sudah biasa mempersiapkan diri dengan berbagai hal menyongsong pesta Paskah, seperti menyiapkan koor, rasul-rasul untuk pembasuhan kaki, tablo jalan salib hidup dan aneka kreasi umat lainnya. Namun sehubungan dengan kehidupan new normal di masa pandemi ini, apakah semuanya masih bisa dilakukan seperti biasa? Para Pastor Paroki dan pelayan pastoral lainnya meminta petunjuk agar bisa mengarahkan umat. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar perayaan Pekan Suci itu, Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, pada tanggal 24 Maret 2021 mengeluarkan sebuah pedoman umum bagi umat Katolik dalam merayakan Pekan Suci 2021, khususnya Tri Hari Suci, yakni:
Pada perayaan Kamis Putih, 01 April 2021, Upacara Pembasuhan Kaki ditiadakan. Itu berarti di paroki tidak perlu ada 12 rasul yang dipersiapkan untuk memperagakan pembasuhan kaki. Demikian pun route perarakan Sakramen Maha Kudus terjadi hanya di Panti Imam saja.
Hari Jumat Agung, 02 April 2021, tidak ada Passio. Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus dibacakan saja oleh petugas yang telah disiapkan. Pada Upacara Penghormatan Salib, umat tidak diperkenankan untuk Kucup Salib. Pada saat penyembahan salib, umat maju dengan sopan, berlutut dua kaki, lalu menundukkan kepala tanda hormat pada salib, kemudian bangun, memasukkan derma ke kotak yang telah disiapkan dan pulang ke tempat duduk semula. Umat dimohon untuk membawa derma kucup Salib. Seluruh derma kucup Salib akan dikirimkan kepada Bapak Suci untuk pemeliharaan Tanah Suci di Palestina.
Hari Sabtu Alleluya, 03 April 2021, upacara Cahaya dilaksanakan seperti biasa sesuai dengan rubrik dengan perarakan singkat. Seperti biasa, Exultate dinyanyikan oleh petugas. Sedangkan upacara percikan umat dengan air suci ditiadakan. Itu juga berarti tidak ada baptisan baru yang dipermandikan pada malam Paskah ini.
Sebagai umat Katolik yang setia, kita mesti mematuhi pedoman umum yang diberikan Bapak Uskup. Semuanya ini tentu saja demi menjaga agar umat Katolik yang merayakan Pekan Suci tidak menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19. Sebab “Umat Sehat, Gereja Hidup”. (YH, Admin)