Empat Lilin Adven: Makna dan Lambang
Masa Adven adalah masa persiapan umat Katolik dalam menyambut kedatangan Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Adven berasal dari kata Latin adventus, yang berarti “kedatangan”. Selama Empat Minggu, umat diajak untuk merenungkan harapan, perdamaian, sukacita, dan kasih dalam terang janji keselamatan Allah. Hal ini dilambangkan dengan Empat Lilin pada Lingkaran Adven, yang dinyalakan berturut-turut pada setiap Minggu Adven.
Lilin Pertama: Lilin Para Nabi (Harapan – Hope)
Lilin ini melambangkan harapan umat akan kedatangan Kristus, sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi, terutama Nabi Yesaya:
“Sebab Seorang Anak telah lahir untuk kita, Seorang Putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yesaya 9:5).
Cahaya lilin pertama menandakan awal terang yang muncul di tengah kegelapan dosa dan keputusasaan dunia. Ini menjadi simbol janji Allah yang setia dan pengharapan umat manusia akan penggenapan janji keselamatan.
Lilin Kedua: Lilin Betlehem (Perdamaian – Peace)
Lilin ini melambangkan perdamaian yang dianugerahkan Allah melalui kesetiaan dan cinta-Nya. Betlehem, tempat kelahiran Kristus, menjadi lambang kerendahan hati dan kesederhanaan. Kesetiaan Bunda Maria menerima kehendak Allah tercermin dalam kata-katanya:
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1:38).
Cahaya lilin kedua mengingatkan umat untuk mencari damai sejati, yang ditemukan dalam hubungan yang setia dan penuh kasih kepada Allah.
Lilin Ketiga: Lilin Gembala (Sukacita – Joy)
Lilin ini dinyalakan pada Minggu Gaudete (Minggu Sukacita), sebagai pengingat sukacita para Gembala yang mendengar kabar kelahiran Sang Juru Selamat:
“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:10-11).
Lilin ini biasanya berwarna merah muda, simbol kegembiraan umat yang merayakan kedekatan kedatangan Kristus. Sukacita ini mengalir dari pengharapan yang semakin nyata akan kehadiran Allah di tengah dunia.
Lilin Keempat: Lilin Para Malaikat (Kasih – Love)
Lilin terakhir melambangkan kasih Allah yang terungkap dalam kedatangan Kristus ke dunia. Para Malaikat menyampaikan kabar keselamatan dengan penuh sukacita, memuji Allah:
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2:14).
Cahaya Lilin Keempat mengajarkan bahwa kasih Allah adalah cinta yang tanpa syarat, yang diberikan kepada manusia melalui pengorbanan Putera-Nya demi keselamatan dunia.
Lingkaran Adven dan Maknanya
Lingkaran Adven, berbentuk bulat tanpa ujung, melambangkan keabadian Allah. Allah adalah awal dan akhir, yang kasih-Nya tak berkesudahan:
“Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemuka, Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 22:13).
Daun hijau yang menghiasi lingkaran Adven, biasanya cemara, melambangkan pengharapan dan kehidupan kekal. Daun cemara tetap hijau sepanjang waktu, menggambarkan kehidupan rohani yang berakar dalam Kristus yang selalu segar dan bertumbuh, meskipun di tengah tantangan hidup.
Sumber dan Referensi
1. Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 524: “Dengan merayakan Adven setiap tahun, Gereja menyegarkan kembali kerinduan akan kedatangan Mesias…”
2. Dokumen Sacrosanctum Concilium, Konsili Vatikan II, tentang Liturgi Suci.
3. Kitab Suci: Yesaya 9:5; Lukas 1:38; Lukas 2:10-14; Wahyu 22:13.
oleh Yudel Neno, Pr