⁸Romo Stef Boisala, Pr (Pastor Paroki Katedral sekaligus Deken Belu Utara) – Foto: Rm. Bernard.
Bacaan I. Bil. 11: 25 -29
Bacaan II. Yak.5: 1-6
Bacaan Injil.Mrk. 9: 38-45; 47-48
Berbuat baik kepada orang lain itu mulia dan terpuji. Ada banyak hal baik yang dapat dilakukan orang kepada sesamanya. Berbuat baik itu mendatangkan berkat dan sebaliknya berbuat yang buruk dan tidak baik itu mendatangkan hukuman.
Dan hidup bersama ini pada segala zaman selalu diwarnai oleh adanya orang memberi sesuatu yang baik bagi sesamanya dan orang berbuat suatu yang baik bagi orang lain dalam hidup. Kita dapat menyebut beberapa hal ini sebagai hal baik yang dapat dan boleh dilakukan orang. Memperbaiki yang salah pada orang lain, mengoreksi yang keliru pada sesama, meluruskan yang bengkok pada rasa, hati, pikiran dan tingkah laku orang. Dari dulu sampai sekarang pada semua zaman selalu ada hal seperti itu.
Bacaan suci hari ini , pada hari minggu biasa ke -26 ini menyampaikan kepada kita sabda Tuhan yang berkaitan dengan mengoreksi yang salah dan keliru, memperbaiki yang tidak tepat, meneguhkan hal baik untuk dilakukan demi mendapat ganjaran dan berkat dari Tuhan.
Ada dua kisah, disampaikan kepada kita. Kisah Musa dan Yosua bin Nun dalam peristiwa Eldad dan Medad di Kemah pertemuan yang menerima Roh dari Tuhan dan Kisah Yesus dengan rasul Yohanes dalam Peristiwa ada orang yang mengusir setan dalam nama Yesus dan orang itu ditegur.
Dalam peristiwa di kemah Pertemuan, saat Tuhan mengambil sebagian Roh yang ada pada Musa dan ditaruh di atas 70 orang tua-tua Israel dan membuat mereka penuh dengan Roh seperti nabi. Terdapat dua orang lain di Kemah yang tidak termasuk dalam kelompok Tua-Tua Israel. Mereka itu adalah ELDAD dan MEDAD. Kedua orang ini, ternyata juga menerima pencurahan Roh. Mereka juga dipenuhi Roh walau pun mereka bukan termasuk di antara 70 orang tua-tua Israel. Melihat dua orang ini, yang sebetulnya tidak masuk dalam kelompok 70 tua-tua Israel yang pantas menerima Roh Tuhan seperti nabi maka ada reaksi prostes, tidak bisa terima. Hal ini terungkap dalam reaksi Yosua Bin Nun ketika ada orang berlari menjumpai Musa dan menyampaikan soal Eldad dan Medad yang menerima Roh. Yosua bin Nun meminta agar Musa mencegah dan menegur Eldad dan Medad karena sebetulnya mereka itu bukan kelompok 70 tua-tua Israel, mereka tidak pantas dan tidak layak untuk menerima Roh dari Tuhan. Terhadap reaksi prostes ini, Musa justru menegur abdinya Yosus bin Nun bahwa apa yang diterima dan dialami oleh Eldad dan Medad itu bukanlah sesuatu yang salah dan tidak benar karena Tuhan yang memberi. Tuhanlah yang memberi, Tuhanlah yang menghendaki agar orang lain pun boleh menerima rahmat dan berkat dari Tuhan, boleh menerima Roh. Dalam jawaban Musa terungkaplah kebenaran besar ini bahwa hal menerima yang baik dari Tuhan berupa Roh dan Berkat itu sesungguhnya dapat dan boleh diterima, dialami dan dirasakan oleh semua orang dan bukan monopoli kelompok tertentu atau orang tertentu saja. Maka janganlah terganggu dan tidak nyaman menyaksikan dan melihat bahwa orang lain juga ternyata dapat dan boleh mengalami belas kasih Tuhan dan orang lain juga boleh menerima Rahmat dan berkat Tuhan.
Lalu hal yang sama yang berkaitan dengan mengoreksi yang salah, memperbaiki yang keliru yang ada dalam pikiran orang, yang ada dalam tindakan orang itu muncul juga pada masa Yesus. Yohanes melaporkan hal ini pada Yesus “Guru, kami melihat orang mengusir setan dalam nama-Mu dan kami telah mencegah dia karena dia bukan dari kelompok kita”. Mendapat laporan yang seperti ini Yesus tidak bertanya siapa yang melakukan itu, juga tidak bertanya tentang di mana peristiwa itu terjadi dan bagaimana keadaan orang yang telah dibebaskan dari setan itu, Yesus justru menegur muridNya dan mengatakan “Jangan cegah dia. Barang siapa tidak melawan kita, dia ada di pihak kita”. Yesus mengoreksi pikiran murid-Nya yang salah dan tidak benar. Yesus memperbaiki pendapat muridNya yang salah, yang merasa dan yakin bahwa hanya orang dalam kelompok Yesus sajalah yang boleh mengusir setan dengan memakai nama Yesus. Yang ini dikoreksi oleh Yesus bahwa hal berbuat baik dan menolong orang dalam nama Tuhan itu, dapat dilakukan oleh semua orang, atau orang lain pun dapat melakukannya.
Saudara-saudara, Musa menegur abdinya Yosua bin Nun dan Yesus menegur muridnya Yohanes yang salah dalam pikiran dan pendapatnya. Sikap Musa dan Tuhan Yesus ini mengajak kita sekalian untuk satu hal ini, demi kebaikan dan kebenaran dan demi apa yang seharus ada dan terjadi ketika ada yang salah dan tidak benar terjadi janganlah tinggal diam, buatlah sesuatu untuk mengatasinya. Ketika ada kesempatan untuk menegur saudaramu, temanmu dan sahabat yang salah dan keliru dan tidak benar, tegurlah jangan tahan-tahan. Ketika ada kesempatan untuk mengoreksi yang keliru dan tidak benar, lakukanlah. Dan ketika ada kesempatan untuk memberi sesuatu yang baik bagi orang lain, lakukanlah tanpa mengulur-ulur waktu.
Pada akhirnya saudara-saudaraku, demi berkat dan pahala dari Tuhan, buatlah senantiasa apa yang baik bagi saudaramu dan berilah apa yang baik dan berguna untuk hidup orang lain. Ingatlah akan sabda Yesus tentang memberi yang baik bagi orang dengan ganjaran yang selalu didapat dari Tuhan. Barang siapa memberi kamu minum secangkir air saja, ia tidak kehilangan ganjaran dan ketika kamu pun melakukan itu dengan cara lain pada masa ini pasti Tuhan juga akan memberkatimu. Lakukanlah senantiasa apa yang baik bagi sesamamu. Janganlah jemu berbuat baik dalam hidupmu.
*Homili oleh Romo Stef Boysala, Pr
***Editor : Okto Klau