keuskupanatambua.org,-Sejak kemarin tanggal 18 Januari sampai nanti tanggal 25 Januari bertepatan dengan pesta Pertobatan Rasul Santo Paulus, segenap umat Kristiani di seluruh dunia melaksanakan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani. Tema yang diangkat untuk direnungkan bersama pada PDS tahun 2023 ini adalah “Berbuat Baik, Carilah Keadilan” (Yes 1: 17).
Sejak kapan PDS ini digalakkan dan apa tujuan atau misi yang hendak diemban melalui kegiatan Pekan Doa Sedunia ini?
Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristiani pertama kali dirayakan pada 18-25 Januari 1908. Menurut Indonesia.Ucanews. com, peringatan tahunan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani diadakan beberapa program seperti doa, kotbah dan konferensi. Hal ini didorong oleh Paus Leo XIII bersama para pemimpin Gereja Anglikan.
Pekan Doa Sedunia ini pertama kalinya diadakan pada tahun 1908 oleh Pastor Paul Wattson, SJ bersama Ibu Lurana White, salah satu pendiri Episkopal dari para Biarawan dan Biarawati Fransiskan yang kemudian masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik pada tahun berikutnya yaitu 1909.
Seorang Pastor Fransiskan bernama James Gardiner yang bertugas sebagai Direktur Proyek Khusus Biara Fransiskan Tanah Suci di Washington sangat terlibat aktif untuk mempromosikan Pekan Doa tahunan ini. Pastor Gardiner, demikian tulis UcaneWs, dalam promosi PDS ini menyoroti sejumlah dokumen yang disebarluaskan oleh Gereja Katolik, terutama sejak Konsili Vatikan II. Beliau mengatakan, “Ada semacam euforia ekumenis yang terjadi di Amerika Serikat dan diseluruh dunia”.
Tema Pekan Doa Ekumenis ke-115 tahun ini disiapkan oleh sekelompok jemaat Kristen di AS yang diselenggarakan oleh Dewan Gereja-Gereja Minnesota. Pada Desember 2020, kelompok ini bertemu pertama kalinya secara daring. Mereka saling mengenalkan diri dan kemudian membentuk kelompok international yang disponsori oleh Dewan Kepausan Untuk Mempromosikan Persatuan Umat Kristiani dan Komisi Faith and Order dari Dewan Gereja-Gereja Sedunia.
Berbagai Tanggapan Terhadap PDS
Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) Dewan Pastoral Paroki Santo Antonius Padua Nela tanggap terhadap pentingnya PDS ini. Dan karena itu mereka mempromosikan PDS ini melalui Perayaan Ekaristi secara khusus yang melibatkan seluruh umat selama sepekan. Misa itu dilaksanakan pada sore hari sehingga memungkinkan banyak umat ikut terlibat berdoa untuk persatuan umat Kristiani.
Berdasarkan tema umum yang diberikan Paus Fransiskus melalui akun Youtube Pena Katolik yaitu “Do Good; Seek Justice”, Seksi HAK kemudian merumuskan 8 Sub Tema untuk tema Misa selama sepekan yakni:
Hari pertama: Bersihkanlah Dirimu!; Hari Kedua: Berhentilah Berbuat Jahat; Hari Ketiga: Belajarlah Berbuat Baik; Hari Keempat: Usahakanlah Keadilan; Hari Kelima: Kendalikanlah Orang-orang Kejam; Hari Keenam: Belalah Hak Anak-anak Yatim; Hari Ketujuh: Perjuangkanlah Perkara Para Janda; dan Hari Penutupan Pekan Doa sedunia bertepatan dengan Pesta Pertobatan Santo Paulus sebagai puncak, kita gabungkan seluruhnya dengan tema umum: “Berbuat Baik dan Usahakanlah Keadilan”.
Selaku Vicaris Judicial Keuskupan Atambua, RP. Felix Mikel Kosat SVD melalui pesan Whatsapp-nya dalam grup Pusat Pastoral menulis: “Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani: Gereja Katolik mengajarkan melalui Kitab Hukum Kanonik bahwa kita menginginkan Persatuan penuh atau Full Communion yang meliputi kesatuan dalam kepemimpinan iman dan Sakramen”.
Lebih lanjut, Hakim Tribunal Perkawinan itu mengatakan, “Para pemimpin umat seperti Pastor, Deken, Uskup berpedoman antara lain pada Kanon 844, Kanon 1125 dan Dokumen Konsili Vatikan II misalnya dokumen tentang Ekumenisme melakukan kegiatan pekan doa tersebut”.
“Ada jalan panjang untuk mewujudkan 3 (tiga) pokok Full Communion itu. Misalnya Pengakuan Semua Umat Kristiani akan satu Pemimpin Tertinggi Gereja Kristus, bagaimana kesatuan dalam ajaran menyangkut 7 (tujuh) sakramen Gereja. Dan lebih sulit lagi, kesatuan dalam ajaran mengenai iman Kristiani dan Tadisi Suci Gereja”, tulis Mantan Misionaris SVD di Washington, AS itu.
Sementara itu, Vicaris Generalis Keuskupan Atambua, RP. Vincentius Wun SVD menanggapi berbagai persoalan dan kesulitan yang dihadapi dalam upaya persatuan itu, menulis: “Yang penting tidak saling berperang dan berkelahi. Soal pengakuan terhadap Paus sebagai pemimpin semua Gereja dan denominasi tidak mungkin. Tapi saling menghargai dan saling mendukung, hindari kekacauan seperti yang di Irlandia Utara, sebaiknya dengan doa kita semakin damai”, tandas beliau.
Tanggapan serupa datang dari Pastor Pembantu Paroki Maubesi, RD. Kristoforus Bobo Oki, di dalam doanya, beliau menandaskan, semoga semua yang telah dikuduskan olehy satu pembaptisan, dipererat pula oleh persatuan iman dan ikatan kasih di antara sesama umat Kristiani.
Bagaimana Memaknai Pekan Doa Sedunia ini?
Pekan Doa Sedunia untuk persatuan umat Kristiani mungkin dianggap tidak terlalu penting untuk sementara orang. Meskipun itu ditulis jelas-jelas dalam kalender liturgi umat Katolik, sebagai catatan penting, namun bagi sementara orang baik itu imam maupun awam Katolik hampir saja tidak menyinggungnya.
Meskipun demikian, kita berharap bagi sementara orang yang giat melakukan doa dengan khusuk untuk persatuan umat Kristiani ini, Roh Tuhan bekerja. Doa Yesus dalam Injil Yohanes bab 17 ayat 21, “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,..”
Keyakinan teguh dalam Kristus bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Jadilah sesuai kehendakMu ya Tuhan….
Mungkinkah suatu saat akan menjadi kenyataan?
Mari kita berharap sambil berdoa untuk persatuan semua umat Kristiani: menjadi satu Gereja, satu Baptisan, satu Iman, dan satu pemimpin kita! ***
oleh Yosef M.L. Hello