Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Sumber: leoagung.or.id
Hari ini Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah di Yerusalem, 40 hari setelah Pesta Natal, yang juga bertepatan dengan waktu pentahiran.
Santo Yosef dan Bunda Maria, membawa Yesus untuk dipersembahkan kepada Allah sesuai dengan Hukum Taurat Musa. “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan kepada Allah.”
Santo Yosef dan Bunda Maria mempersembahkan sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati, yaitu ketentuan kurban tebusan bagi umat yang miskin.
Hari ini kita pun diajak untuk memperbarui ketaatan kita kepada Allah, agar kita dapat mengikuti teladan Santo Yosef dan Bunda Maria, rela mempersembahkan diri, pikiran, hati dan karya kita, kepada Allah.
Kerapuhan pribadi kita kadang-kadang membuat hati kita terasa berat untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan melalui sesama yang ada di sekitar kita.
Persembahan diri harus dibarengi dengan ketulusan, memberikan yang terbaik dan melihat sesama sebagai utusan Tuhan di dunia ini.
Sejujurnya apa yang kita persembahkan kepada Allah, tidaklah seberapa dibandingkan apa yang telah kita terima dari-Nya, sebab segala sesuatu yang ada pada kita, asalnya dari Allah dan milik Allah sepenuhnya.
Santo Yosef dan Bunda Maria mempersembahkan sepasang tekukur dan merpati menjadi persembahan istimewa yang juga dipersembahkan kepada Kristus.
Marilah kita juga mempersembahkan persembahan yang istimewa dan wangi, yang disatukan dengan persembahan Kristus, agar berkenan kepada Allah Bapa.
Doa, karya, kemampuan atau bakat, kebaikan, rezeki, kesehatan, keluarga yang penuh damai dan sukacita, dan sejumlah berkat yang kita terima dari Allah, kita persembahkan kembali kepada Allah, yang dipersatukan dengan kurban Kristus dalam perayaan Ekaristi Kudus.
Maka, apa yang tampaknya tidak berarti menjadi begitu bernilai dan istimewa, sebab telah disatukan dengan kurban Kristus, yang nilainya sangat tinggi. Allah sungguh mencintai dan memperhatikan kita walaupun kita belum dapat mempersembahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Semoga Allah Bapa yang penuh cinta dan sumber berkat berkenan menerima persembahan diri kita sebagaimana Ia menerima persembahan Santo Yosef dan Bunda Maria.
Sebagai orang Kristen, kita harus memiliki ketaatan, kerendahan hati dan kemurahan hati. Ketaatan adalah buah dari kerendahan hati dan kemurahan hati. Ini kita lakukan dengan dengan selalu taat pada perintah Tuhan, sama seperti Bunda Maria dan Santo Yosef. Yesus ringkas perintah Allah dalam satu perintah cinta. Cinta yang tulus diungkapkan dengan pemberian diri.
Seperti lilin yang menjadi cahaya dengan membakar dirinya sendiri, demikian juga kita mencintai dengan memberikan diri kita kepada orang lain. Seperti kata Santa Teresa dari Kalkuta, “Lebih baik terbakar daripada berkarat!”
Hanya dengan begitu, kita dapat dengan jelas memantulkan cahaya Kristus di dunia ini, mengusir kegelapan keegoisan dan dosa, serta menjadi suara terang bagi keselamatan semua orang.
Kita diajak jadi berkat bagi orang lain, siap untuk beri diri sepenuhnya, seperti Santo Yosef, Bunda Maria dan Yesus, yang telah seutuhnya telah memberikan diri mereka bagi Allah dan sesama, karena mereka rendah hati dan murah hati.
Tuhan Yesus, rahmatilah kami untuk setia mempersembahkan diri kami seutuhnya kepada-Mu. Amin.
Selamat pagi dan selamat hari baru. Selamat merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah. Dalam Yesus kita bersaudara. Tuhan memberkati.
Salam Kasih dan Doa,
Romo Eman Kiik Mau, Pr