Ilustrasi beriman teguh dalam berbagai tantangan. Sumber:infokatolik.id
Markus 3:4: “Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja.”
Lagi-lagi orang Farisi mengamati Yesus di hari Sabat karena ada seseorang yang lumpuh tangannya berada di kenisah. Karena mereka mengamati-Nya maka Yesus mengucapkan kalimat di atas.
Kita ingat di dalam Injil (Mat.12:11-12) Yesus menyatakan kepada orang Farisi kalau di hari Sabat ada binatang piaraan yang terjerumus ke dalam perigi apa dibiarkan? Manusia lebih berhaga dari binatang. Intinya berbuatlah baik pada hari Sabat.
Injil mengajar tentang tujuan dari hukum: hukum harus menjamin kebebasan dan membangun hidup yang baik, juga hendaknya menempatkan hidup sebagai pusat. Yesus tetap pada prinsip menyembuhkan orang lumpuh itu. Dengan akibat mereka bersekongkol membunuh Dia.
Bagaimana dengan penghayatan iman kita? Militansi dalam beriman ada ataukah longgar ikut yang dikehendaki dunia di mana kita disanjung, tidak ada tantangan karena ikut arus tapi justru mengkhianati Yesus?
Sebagai pengikut Kristus jadilah bapak mama keluarga yang setia pada Yesus, didiklah putra putri anda untuk setia beragama, jangan pernah loyo dalam iman. Yesus adalah jaminan keselamatan kita, tidak ada yang lain. Jangan mengikuti kaum Farisi yang kalah dengan Yesus, lalu bersekongkol membunuh-Nya. Kalau kalah politik atau kalah bertanding akuilah kehebatan sesama bukan bermusuhan. Apalagi antar sesama umat Kristen saling bermusuhan dan saling menjatuhkan. Kita harus hidup bersatu sebagai murid Yesus agar dunia percaya Yesus sungguh anak Allah.
Kita berdoa: “Allah Bapa di surga di dalam dunia ini iman kami diuji terus menerus. Teguhkan kami untuk tetap setia pada-Mu, setia pada jalan yang difirmankan Putera-Mu kepada kami. Semoga dengan doa kami, umat Kristen sedunia dapat bersatu sebagai putra dan putri-Mu. Selalu belajar berbuat baik dimana saja. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.”
Salam dan doa,
P. Vincentius Wun, SVD