KeuskupanAtambua.org – Peran OMK dalam Terang Pernyataan Yesus tentang Aku adalah Raja – sebuah refleksi dalam rangka Hari Orang Muda Sedunia ke – 39, tahun 2024
Ketika Yesus dihadapkan ke Pengadilan
Ketika Yesus dihadapkan ke hadapan Pilatus (Yohanes 18:33-37), dunia menyaksikan momen di mana Raja yang sejati memilih untuk berdiri dalam kelembutan, bukan dengan kekuasaan duniawi. Pilatus bertanya kepada Yesus, “Apakah Engkau Raja orang Yahudi?” (ay. 33). Pertanyaan ini bukan hanya bersifat politis tetapi juga teologis, karena menjadi raja bagi Yesus adalah sebuah panggilan untuk melayani, bukan untuk dilayani. Dalam konteks OMK (Orang Muda Katolik), kita diajak untuk merefleksikan bagaimana sikap Yesus yang menghadapi pengadilan dengan rendah hati menjadi teladan. OMK sering kali dihadapkan pada “pengadilan dunia” berupa tekanan sosial, godaan materialisme, dan keinginan untuk diakui. Namun, seperti Yesus, mereka dipanggil untuk menunjukkan iman yang berakar pada kasih dan kebenaran.
Dari Hatimu Sendirilah Engkau Katakan Hal Itu?
Yesus menjawab Pilatus, “Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu, atau adakah orang lain yang mengatakan itu kepadamu tentang Aku?” (ay. 34). Jawaban ini mengarahkan Pilatus untuk merefleksikan motivasi dan keyakinannya sendiri. OMK diajak untuk menggali iman mereka secara pribadi dan mendalam, bukan sekadar mengikuti arus tradisi atau pengaruh orang lain. Dalam konteks modern, OMK perlu bertanya pada diri mereka sendiri: Apakah Yesus benar-benar Raja dalam hidupku? Apakah aku mengenal-Nya dari pengalaman pribadi atau hanya dari cerita orang lain? Proses refleksi ini penting agar iman menjadi otentik dan hidup.
Kerajaan-Ku Bukan dari Dunia Ini
Yesus menjelaskan kepada Pilatus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini” (ay. 36). Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yesus membawa visi tentang Kerajaan Allah yang berbeda dari kekuasaan duniawi. Kerajaan ini adalah kerajaan kasih, kebenaran, dan keadilan. OMK dipanggil untuk menjadi saksi Kerajaan Allah ini dengan hidup sesuai nilai-nilai Injil. Dalam komunitas, mereka dipanggil untuk melayani, mempromosikan perdamaian, dan membangun solidaritas. Sebagai duta Kerajaan Allah, OMK harus menyadari bahwa mereka hidup di dunia tetapi tidak berasal dari dunia. Mereka harus menjadi terang di tengah kegelapan dunia.
Seperti yang Engkau Katakan, Aku adalah Raja
Ketika Pilatus menegaskan, “Engkau adalah Raja,” Yesus menjawab, “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah Raja” (ay. 37). Yesus tidak menyangkal identitas-Nya, tetapi menegaskan bahwa peran-Nya sebagai Raja adalah untuk menyatakan kebenaran. OMK juga dipanggil untuk menjadi pemimpin, bukan dalam arti mendominasi, tetapi untuk melayani seperti Yesus. Kepemimpinan Kristiani ini mengharuskan mereka untuk menjadi teladan dalam perkataan, perbuatan, dan kehidupan sehari-hari.
Raja Bersaksi tentang Kebenaran
Yesus menegaskan bahwa tugas-Nya adalah bersaksi tentang kebenaran. Dia berkata, “Aku lahir dan datang ke dunia untuk memberi kesaksian tentang kebenaran” (ay. 37). OMK memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjadi saksi kebenaran di dunia yang sering kali dirasuki oleh kebohongan, ketidakadilan, dan keegoisan. OMK harus berbicara dan bertindak demi kebenaran, baik di sekolah, komunitas, maupun media sosial. Dengan bersaksi tentang kebenaran, mereka menjadi sarana pewartaan Injil yang hidup.
Setiap Orang yang Berasal dari Kebenaran, Mendengar Suara-Ku
Yesus menutup dialog-Nya dengan Pilatus dengan mengatakan, “Setiap orang yang berasal dari kebenaran, mendengar suara-Ku” (ay. 37). Pernyataan ini adalah panggilan bagi OMK untuk mendengarkan suara Tuhan dalam hidup mereka. Suara Tuhan sering kali terdengar melalui doa, Kitab Suci, bimbingan rohani, dan pengalaman sehari-hari. Dengan mendengar suara Tuhan, OMK akan dibimbing untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan menjadi saksi yang efektif di dunia.
Relevansi dengan Pernyataan Paus Fransiskus tentang OMK
Paus Fransiskus dalam konteks Hari Orang Muda Sedunia ke-39 mengajak OMK untuk berharap kepada Tuhan dan berjalan tanpa lelah. Harapan adalah landasan iman Kristiani, dan OMK dipanggil untuk menjadi pembawa harapan di tengah dunia yang sering kali kehilangan makna. Dalam perjalanan mereka, OMK tidak boleh lelah menghadapi tantangan dan harus terus mencari Tuhan sebagai sumber kekuatan.
Paus Fransiskus juga menekankan pentingnya komunitas sebagai tempat OMK menemukan dukungan dan semangat untuk melayani. Hari Orang Muda Sedunia adalah kesempatan untuk menghidupi kebersamaan dan menyadari bahwa mereka adalah bagian dari Gereja universal. Dengan demikian, pernyataan Yesus, “Aku adalah Raja,” menjadi landasan teologis bagi OMK untuk berharap kepada Tuhan dan terus berjalan dalam terang-Nya, membawa kasih dan kebenaran-Nya ke seluruh dunia.
Sumbangan Inspirasi dari Paus Fransiskus tentang OMK sebagai Masa Kini Allah
Gagasan tentang OMK (Orang Muda Katolik) sebagai “masa kini Allah” diungkapkan oleh Paus Fransiskus. Istilah ini muncul dalam konteks Sinode Para Uskup tentang Orang Muda, Iman, dan Penegasan Panggilan yang berlangsung pada tahun 2018. Paus Fransiskus dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam Dokumen Pasca-Sinode “Christus Vivit” (Kristus Hidup), menekankan bahwa orang muda bukan hanya masa depan Gereja tetapi juga bagian penting dari masa kini Gereja.
Ada beberapa alasan; mengapa Paus Fransiskus menyebut OMK adalah Masa Kini Allah
Yang Pertama : Mengakui Peran Aktif OMK dalam Gereja dan Dunia
Paus Fransiskus ingin menghilangkan anggapan bahwa kaum muda hanya “masa depan.” Sebaliknya, mereka dipandang sebagai agen perubahan dan kontributor aktif dalam kehidupan Gereja dan masyarakat saat ini. Mereka membawa kreativitas, energi, dan perspektif baru yang relevan dalam menjawab tantangan zaman.
Yang Kedua : Mengajak Gereja untuk Memperhatikan dan Mendampingi Kaum Muda
Paus menyadari banyaknya tantangan yang dihadapi kaum muda, seperti krisis iman, keterasingan, dan kesulitan dalam menemukan tujuan hidup. Dengan menyebut mereka sebagai “masa kini Allah,” Gereja diundang untuk lebih proaktif dalam mendampingi kaum muda agar mereka dapat menemukan panggilan hidup mereka dalam terang iman.
Yang Ketiga : Menekankan Kehadiran Allah yang Hidup dalam Kaum Muda
Paus Fransiskus percaya bahwa Allah hadir dan berkarya dalam hidup orang muda. Mereka menjadi “masa kini Allah” karena melalui mereka, Allah terus berkarya dan memberikan tanda-tanda harapan di dunia yang sering kali dipenuhi oleh tantangan dan ketidakpastian.
Yang Keempat : Memotivasi Orang Muda untuk Terlibat dalam Misi Gereja
Dengan memberikan pengakuan sebagai “masa kini Allah,” Paus Fransiskus ingin memotivasi kaum muda untuk merasa dihargai, dicintai, dan dipanggil oleh Allah untuk menjalankan peran aktif mereka dalam mewartakan Injil melalui hidup mereka.
Relevansi dengan Pesan Injil
Kristus sendiri dalam pelayanan-Nya sering menaruh perhatian pada kaum muda, seperti pada kisah pemuda kaya (Matius 19:16-22) atau kebangkitan putra janda di Nain (Lukas 7:11-17). Pesan Paus Fransiskus ini sejalan dengan pola Yesus yang melihat potensi besar dalam kaum muda.
Kesimpulan
Paus Fransiskus menyebut OMK sebagai “masa kini Allah” untuk menegaskan peran vital mereka dalam kehidupan Gereja dan dunia saat ini. Pesan ini bertujuan untuk menginspirasi kaum muda agar aktif berkontribusi dan merasa diterima dalam komunitas Gereja sekaligus mengingatkan Gereja untuk mendampingi mereka dalam perjalanan iman. Pesan ini tertuang dalam dokumen Christus Vivit dan pidato-pidatonya selama Sinode 2018.
Oleh Yudel Neno, Pr (Sekretaris Komisi Kepemudaan Keuskupan Atambua)